Genmuda – Cerita Winnie the Pooh kembali ke layar lebar dalam film “Christopher Robin”. Film live action keluaran Disney ini mulai tayang di Indonesia tanggal 21 Agustus 2018.
Berbeda dari film “Goodbye Christopher Robin”, kali ini Pooh dan kawan-kawannya bakal masuk ke dunia manusia dan untuk bertemu dengan sahabat mereka, Christopher Robin. Penasaran kayak gimana ceritanya? Berikut review dari Genmuda.com
Imajinasi dan realita
Emang agak berat buat ngedeskripsiin dua hal tersebut dalam sebuah film drama keluarga, apalagi buat anak-anak. Tapi, lewat tangan Marc Forster, film ini sukses mengemas dua pesan moral tersebut secara mudah.
Awal film kita diajak sedikit flashback ke masa kecil Christopher Robin (Orton O’Brien) yang bersahabat dengan Winnie the Pooh, Tigger (Jim Cummings), Eeyore (Brad Garrett), Piglet (Nick Mohammed), Kanga (Sophie Okonedo), Roo (Sara Sheen), Owl (Toby Jones), dan Rabit (Peter Capaldi) di hutan Hundred Acre.
Gak berlangsung lama, kawanan boneka lucu itu ternyata bikin sebuah pesta perpisahan buat Christopher yang akan melanjutkan pendidikan ke sebuah sekolah asrama dan tinggal di London.
Puluhan tahun berlalu, Christopher (Evan McGregor) dewasa kemudian menjadi seorang kepala keluarga setelah pulang dari Perang Dunia II. Sekembalinya ke Inggris di awal tahun 40an, dia menikahi Evelyn (Hayley Atwell) dan kemudian punya seorang puteri bernama Madeline (Bronte Carmichael).
Perlahan tapi pasti, perbedaan kehidupan Christopher mulai keliatan dari sini. Saat masa kecilnya ceria dan penuh imajinasi, masa dewasanya malah berubah menjadi orang yang ambius dan selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya sebagai manajer sales di perusahaan koper milik keluarga Winslow.
Gara-gara pekerjaan itu pula rencana liburan keluarganya menjadi kacau karena Christopher diwajibkan kerja saat weekend. Akhirnya dia terpaska ditinggal oleh anak dan istrinya liburan.
Di saat bersamaan kehidupan di hutan Hundred Acre masih tetep sama seperti dulu, hingga suatu hari Pooh kehilangan temen-temennya. Saking putus asanya, ia lalu pergi ke dunia manusia untuk meminta bantuan Christopher.
Kedua sahabat lama ini akhirnya kembali bertemu di sebuah taman, tapi masalahnya Christopher yang sekarang bukanlah anak kecil dengan segudang imajinasi. Kira-kira apakah kedua sahabat ini bisa menemukan solusi masalah mereka? Penasaran yakan!
Menyentuh buat semua umur
Bisa dibilang film “Christopher Robin” kasih lo banyak pesan moral seputar keluarga, sahabat, atau mungkin ngejawab pertanyaan, “Apa sih hal yang bikin lo bahagia saat ini?”.
Semuanya seolah mampu dinarasikan secara sederhana lewat setiap dialog yang dikerjain sama Alex Ross Perry, Allison Schroeder, dan Tom McCarthy. Gak melulu harus soal cerita anak kecil, banyak pula masalah umum orang dewasa yang disentil sama film ini, mulai dari pentingnya keluarga di atas segala-galanya atau sekedar ngebebasin seseorang dengan impian mereka sendiri tanpa perlu diatur-atur.
Pujian pun layak dikasih buat McGregor yang total berakting meski lawan bicarannya cuma boneka. Sang aktor berhasil memberikan hiburan sekaligus emosi yang berhasil bikin hati penonton tersentuh lewat ekspresi wajahnya.
Kesimpulannya
“Christopher Robin” emang gak terlalu istimewa dalam segi pemain dan promosinya ketimbang film live action Disney lainnya kayak “Beauty and the Beast” atau “Alice in Wonderland”. Namun demikian cerita pencarian kebahagian dan hubungan persahabatan di film ini mampu memberikan nilai lebih.
Lewat film ini pun, lo gak cuma diajak buat nostalgia sama cerita klasik Christopher Robin, tapi juga dihibur oleh Winnie the Pooh cs. yang tetep kocak dan polos biarpun udah dipoles lewat teknologi CGI. Oleh sebab itu Genmuda.com bisa bilang kalo film ini tetep menarik buat ditonton oleh siapa aja, terutaama buat lo yang masih bingung mencari arti kebahagiaan dalam hidup lo. Selamat menonton.