Film ‘NGENEST: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan’ yang Nggak Bikin Ngenes
(Sumber: Movie Enthusiast) 
Genmuda – Ernest gak bisa memilih bagaimana dirinya dilahirkan. Tapi nasib menentukan, kalau doi terlahir di sebuah keluarga Tionghoa. Tumbuh besar di masa Orde Baru (penuh diskriminasi terhadap etris Tionghoa), bullying seperti menjadi makanan sehari-hari.
Premis inilah yang dihadirkan oleh film komedi terbaru karya stand-up comedian dan penulis buku yang lagi ngehits banget di Indonesia, Ernest Prakasa. Lewat film ‘NGENEST: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan’ yang mulai tayang 30 Desember ini, Ernest menjalani tiga peran sekaligus serta ngebawa misi yang serius banget loh Kawan Muda!
Selain jadi pemain utamanya, Ernest juga terjun langsung sebagai penulis skenario dan sutradara film ‘NGENEST’. Di film debutnya sebagai penulis skenario dan sutradara itu, Ernest ngebawa misi yang serius lewat sebuah film komedi yang light dan keluarga abis. Dan itu yang ngebuat film ini jadi spesial, walaupun gak pake telor kayak martabak.
Kayak sinopsisnya, film ini menceritakan tentang kehidupan Ernest (Ernest Prakasa), dari berupaya berbaur dengan teman-teman pribumi walaupun ditentang oleh sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim/Morgan Oey), berusaha buat menikah sama cewek pribumi dan kenalan dengan Meira (Lala Karmela), ditentang orang tua, sampe akhirnya berhasil menikah. Tapi kekhawatiran Ernest tentang etis Cina nggak berhenti sampe disitu. Ia justru dilanda ketakutan, gimana kalau nanti anaknya lahir dengan penampilan fisik yang persis sama kayak dia? Gimna kalau nanti anaknya menderita bullying juga? Kekhawatiran-kekhawatiran Ernest itulah yang ditampilin dalam ‘NGENEST’.
‘NGENEST ‘adalah film keenam yang dibintangi cowok kelahiran 29 Januari 1982 tersebut, tapi merupakan film debutnya sebagai sutradara sekaligus penulis skenario juga. Nah, karena film ini berasal dari cerita Ernest, dibikin sama Ernest, dan diperanin sama Ernest sendiri, jadinya ya emang ‘Ernest’ banget. Apa adanya dan nggak terkesan dibuat-buat.
Salah satu pemain yang ‘notable’ banget di ‘NGENEST’ (dan wajib kita apresiasi) adalah Lala Karmela. Berbeda sama Ernest dan Morgan yang udah terjun lebih dulu ke dunia peran, Lala sebelumnya dikenal sebagai seorang penyanyi, dan baru kali ini ngebintangi sebuah film sebagai pemeran utama. Tapi ternyata, aktingnya justru jadi salah satu yang paling bersinar dan cukup memuaskan. Lala mampu memainkan peran Meira secara natural, nggak maksa dan dibuat lebay. Bahkan di adegan-adegan yang sedih, emosi Lala sukses bikin penonton ikutan ngerasain gimana jadi dia, dan gak kerasa tiba-tiba mata udah berair aja.
Dan karena judulnya aja film komedi, Ernest bahkan mempercayakan stand-up comedian, Arie Kriting, buat menjadi ‘Comedy Coach’ loh, buat memastikan kalau jokes di film ini bisa nyampe ke para penontonnya. Walaupun diangkat dari trilogi novel ‘NGENEST’, kamu nggak akan nemuin bercandaan yang basi dan udah pernah didenger sebelumnya, karena sebagian besar jokes yang ada di film ‘NGENEST’ bener-bener baru. Makanya, walaupun nggak semua pemeran yang ada di dalamnya berasal dari dunia komedi, cukuplah buat ngocok-ngocok perut kita yang nonton, dalam beberapa scene.
Kendati kemasan yang diangkat anak muda banget, tapi cerita fim ini universal. ‘NGENEST’ tuh kayak film drama yang lengkap, yang nyeritain tentang hidup, tentang keluarga, tentang cinta, tentang persahabatan, tapi dibalut sama unsur komedi yang kental.
Last, film ‘NGENEST: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan’ emang bukan sebuah film yang sempurna. Mungkin kamu bakalan nemuin berbagai kekurangan, jokes yang rada garing, plot holes yang bikin garuk-garuk kepala, atau apapun. Tapi, kamu pun bakalan keluar bioskop dengan hati yang seneng, mulut yang capek ketawa, dan cerita yang pengen kita bahas berulang-ulang bareng temen, pacar, sampe orang tua. “Pokoknya aku mau nikah sama pribumi!” He-he.
So, selamat menonton Kawan Muda! Semoga setelah nonton film ‘NGENEST’, kamu jadi gak ngenes lagi!
(sds)
