Genmuda – Emosional dan menegangkan. Itulah dua kata yang paling pas buat menilai “Kong: Skull Island.” Soalnya, film karya sutradara Jordan Vogt-Roberts ini tampilin horornya monster-monster raksasa dan konflik kepentingan manusia yang nyawanya lagi terancam sama monster tersebut.
Yup. Monster-monster. Hampir semua monster dari film Kong jadul versi Amerika ataupun Jepang muncul di sini. Sebagai predator, monster-monsternya berusaha memperebutkan posisi puncak rantai makanan.
Kejadian awal filmnya berlangsung di Amerika Serikat, Thailand, dan Vietnam, sekitar 1973. Kala itu, Perang Vietnam baru banget usai dan dunia lagi berlomba-lomba terbangin satelit. Pemerhati sejarah dunia pasti tau kalo Perang Dingin AS-Soviet lagi hot-hotnya kala itu.
Semua karena ilmuwan gila
Salah satu Amerika Serikat berhasil tangkap gambar sebuah pulau yang engga ada di peta manapun. Diprediksi, satelit Russia bakalan dapetin gambar serupa waktu satelitnya melintas di atas Samudera Pasifik.
Bill Randa (John Goodman) dan Houston Brooks (Corey Hawkins) berhasil gunain prediksi tadi buat bujuk senat (semacam DPR) AS kirimin ekspedisi militer. Tujuannya supaya AS jadi negara pertama yang menginjakkan kaki di pulau itu, bukannya Soviet.
Maka, satu skuadron helikopter Perang Vietnam di bawah pimpinan Preston Packard (Samuel L Jackson) direkrut buat misi ini. Dua ilmuwan gila itu juga merekrut banyak orang buat bantu-bantu dalam misinya.
Mereka utamanya butuh jasa James Conrad (Tom Hiddleston), vetaran tentara SAS Inggris karena keahliannya mencari jejak di hutan. Mason Weaver (Brie Larson), jurnalis, juga ikut mencalonkan diri karena pengen dapet penghargaan Pulitzer atas liputannya di Skull Island.
Engga lama iring-iringan helikopter mereka memasuki kawasan udara Skull Island dan memulai penelitian, Kong muncul. Orang-orang militer pada panik dan menyerang. Kong ngamuk. Suasana kacau-balau. Petualangan Weaver dan Conrad pun dimulai.
Pecinta musik 1970-an dan sejarah pasti suka
Berhubung latar belakang waktu film yang rilis di Indonesia Rabu (8/3) ini masih dalam suasana Perang Vietnam, lagu-lagu yang jadi theme song perang paling merugikan AS itu banyak diputer. Ya. Aliran musiknya Rock dan banyak dibawakan oleh band Creedence Clearwater Revival.
Beberapa adegan engga penting juga memperlihatkan kalo tim produksi film ini udah riset soal kondisi militer AS saat itu. Karakter tentara-tentaranya ya merupakan tipikal karakter tentara AS di kala itu.
Satu adegan yang tepat secara historis adalah waktu para pasukan menyeberangi sungai. Engga ada satupun tentara yang menenteng M16 hingga kecelup air. Hal itu persis seperti prosedur lapangan tentara AS di Vietnam mengingat enapan laras panjang itu bakal ngadat kalo kena air.
Cewek jagoan
Sosok Mason Weaver yang dibangun Brie Larson keren banget. Bukannya menjerit seperti tipikal cewek di film, Larson justru pasang muka tegang saat adegan-adegan genting. Suasananya malah makin mencekam.
Sementara itu, James Conrad si pasukan SAS berhasil ditampilin sisi mellow dan bad-assnya berkat akting serba-bisa Tom Hiddleston. Chemistry persahabatan dua aktor peraih penghargaan itu pun terasa.
Namun, sayang banget ada satu adegan yang miss. Yaitu, waktu Conrad mendadak curhat soal masa lalunya sama cewek jurnalis yang beberapa jam sebelum itu doi nyinyirin abis-abisan.
Ada karakter yang kurang perannya
Upaya para produser di Warner Bros dan Legendary Picture bikin film ini multi-etnis kayaknya engga optimal. Soalnya, sosok San yang diperanin si cantik Tian Jing terkesan kurang peran.
Doi cuma punya adegan penting mengendarai perahu di saat genting. Adegannya pun berlangsung beberapa detik sebelum akhirnya perhatian penonton teralihkan sama aksi tembak-menembak senapan mesin.
Sayang banget. Genmuda.com jadi engga bisa ngasih film reboot kece ini skor penuh. Oh iya, kalo kamu nonton, jangan buru-buru cabut karena ada adegan tambahan setelah credit. Lumayan lah bisa tau bocoran film “Kong” berikutnya.
(sds)