Genmuda – Surutnya banjir Jakarta di akhir Februari sama sekali engga jadi tanda surutnya percekcokan politik di media sosial. Banjir yang merupakan musibah malah dijadiin bahan ngatain politikus tertentu.
Padahal, ada kisah lebih miris, heroik, dan romantis yang pastinya lebih seru dibahas jutaan netizen daripada sekedar ngomongin politik engga jelas. Kawan Muda pastinya tau kabar di bawah ini, tapi mungkin belom tau pesan moral yang terkandung. Lebih jelasnya liat aja penjelasan di bawah ini.
Hati-hati sama air yang lagi ngamuk
:strip_icc():format(webp)/liputan6-media-production/medias/1515424/original/073495900_1487747985-oranye3.jpg)
Kisah miris menimpa Dennis Nenometa, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) DKI Jakarta, atau yang biasa disebut “Pasukan Oranye,” Selasa (21/2) lalu. Beliau hanyut terseret arus air yang meluap hingga Jembatan Betik Kelapa Gading, tempatnya berdiri memantau aliran air.
Arusnya sangat deras sampai-sampai motor yang ditunggangi Dennis ikut terseret. Jasad Dennis kemudian ditemuin di Kali Sunter, Rabu siang (22/2). Hikmahnya, saat banjir tuh Kawan Muda perlu berhati-hati, meski ada di tempat familiar sekalipun.
Kalo udah niat, apapun bisa dilakuin
Engga lama setelah banjir surut, beredar video para “Pasukan Oranye” dan “Pasukan Biru” Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta menyelam di saluran air hitam pekat tanpa alat bantu. Modal mereka cuma topi senter, pakaian lapangan, dan tahan napas.
Kelakuan mereka sebenernya engga boleh ditiru kecuali tekad mereka yang patut diapresiasi. Meski kekurangan gear, para petugas rela nyemplung demi ngejalanin tugas dengan baik.
Cinta emang engga ada batas

Maya Marlina (21) dan Mansyur (22) bisa dibilang merupakan dua ikon saat Jakarta kebanjiran. Air menggenang engga jadi halangan keduanya menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Mampang.
Biar kain batik, kebaya, dan hijab cantik Maya engga dikotori banjir, doi dan calon suaminya pergi ke KUA naik perahu karet. Petugas KUA juga tetep buka dan siap mencatat hari bahagia dua sejoli itu. Meski terdengar gombalan murah, cinta emang selalu punya jalan yang unik.
Titik banjirnya berkurang

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkata bahwa titik banjir Jakarta tahun ini berkurang berkali-kali lipat. Tahun 2012, banjir terjadi di 2.200 titik. Pada 2016, jumlahnya berkurang hingga 400-an dan Februari ini terjadi di 80 titik.
Genmuda.com cuma bisa bilang kalo upaya penanggulangan banjir yang selama ini dikerjain tuh harus dilanjutin, siapapun gubernur Ibu Kota nantinya. Buat Kawan Muda yang suka ramein medsos soal politik, jangan lupa kritik terus pemimpinnya nanti biar engga lupa benahi sungai, ya.
Seperti itulah kisah-kisah yang muncul saat Jakarta kebanjiran, beberapa hari lalu. Kamu punya kisah banjir tersendiri? Yuk tulisin pengalaman kamu di kolom komentar di bawah ini. (sds)