Genmuda – Tepat 388 tahun yang lalu di tanggal 12 Januari, dunia menyambut kelahiran Charles Perrault. Kini, dunia pun kembali memperingati kelahiran sang penulis Prancis lewat Google Doodle.
Sebelum ngerambah dunia tulis-menulis, Perrault, yang lahir di Paris pada tahun 1628, sempat berprofesi sebagai pengacara. Walau nama Grimm Bersaudara lebih diakui secara luas sebagai pembuat dongeng seperti yang kita tahu, Perrault sebenarnya udah nulis ‘Le Petit Chaperon rouge’ (‘Si Kerudung Merah’), ‘La Belle au bois dormant’ (‘Putri Tidur’), dan ‘Cendrillon’ (‘Cinderella’) 200 tahun sebelumnya.
Di usianya yang ke-67 pada tahun 1695, Perrault pun udah nulis ‘Histoires ou Contes du Temps passé’ (‘Tales and Stories of the Past with Morals’), yang berisi serangkaian cerita moral kayak ‘La Barbe bleue’ (‘Si Janggut Biru’), ‘Le Maître Chat’ (‘Kucing Bersepatu Bot’), dan ‘Cinderella’. Buku itu pun sangat sukses dan akhirnya diterjemahin ke bahasa Inggris di tahun 1729 oleh Robert Samber.
Tapi, kamu mungkin bakal terkejut pas nemuin bahwa dongeng asli Perrault tersebut sekarang ini udah kehilangan banyak rinciannya. Engga percaya? Berikut ini adalah 5 contoh karya Perrault yang udah berubah seiring berjalannya waktu:
- ‘Si Kerudung Merah’
Dalam karya aslinya, Perrault ngejelasin dengan lebih eksplisit kalau ‘serigala’ yang ngejar Si Kerudung Merah itu sebenarnya merupakan seorang pria. Pria yang dimaksud Perrault tersebut ternyata berniat buat ngemangsa gadis-gadis muda yang berkeliaran sendirian di hutan. Perrault pun mau negasin kalau anak-anak sebaiknya engga percaya gitu aja sama orang asing, apalagi yang diam-diam ngehanyutin.
- ‘Putri Tidur’
Versi ‘Putri Tidur’ yang diketahui orang-orang saat ini merupakan kombinasi dari dongeng Perrault (yang ternyata juga berasal dari cerita abad ke-14) dan ‘Briar Rose’-nya Grimm Bersaudara, yang merupakan versi lisan dari dongeng Perrault. Kamu mungkin bingung, soalnya film ‘Putri Tidur’ Disney di tahun 1959 udah ngehilangin elemen-elemen gelapnya. Meski begitu, sebuah versi ‘Putri Tidur’ garapan sutradara Julia Leigh di tahun 2011 udah kembali lagi pada dongeng asli Perrault.
- ‘Maleficent’
Dalam versi Perrault, dikisahin bahwa tujuh peri diundang ke sebuah pesta, di mana seorang peri tua yang engga diundang gara-gara engga ada yang tahu keadaannya sejak beliau tinggal di menari selama 50 tahun tiba-tiba aja muncul. Peri tua itu marah dan benci sama Raja dan Ratu gara-gara engga ngundang maupun perlakuin beliau kayak peri lainnya, sehingga beliau ngasih kutukan ke sang Putri.
Tapi, peri tua itu kemudian engga terus-terusan berusaha buat mastiin kalau sang Putri Tidur tetap tertidur, kayak yang kamu sering lihat di film Disney. Pas mantranya hilang, peri tua itu sama sekali engga disebutin lagi dalam ceritanya Perrault.
- ‘Cinderella’
Lagi-lagi, versi Disney pasti jauh lebih familiar buat kamu ketimbang versi Perrault. Engga kayak film ‘Cinderella’ (2015) yang tetap bertahan sama kisah dalam versi animasi Disney di tahun 1950, dalam versi Perrault Cinderella baru bertemu sang Pangeran di pesta dansa. Cinderella bahkan ngehadirin pesta dansa itu dua malam berturut-turut dan doi baru kehilangan sebelah sepatunya di malam kedua.
Bukan cuma itu, Perrault juga nyeritain kalau sang ibu peri sempat kembali buat nyihir pakaian Cinderella jadi gaun yang jauh lebih indah setelah doi nyobain sepatu kaca yang dibawa Pangeran. Cinderella pun akhirnya maafin saudari tirinya dan nyariin mereka suami. Baik banget ‘kan tuh?
- ‘Si Janggut Biru’
‘Si Janggut Biru’ nyeritain kisah seorang bangsawan kejam yang suka ngebunuhin istri-istrinya dan upaya seorang istri buat ngehindarin nasib para pendahulunya. Beberapa dongeng kabarnya punya kisah yang mirip dengan dongeng yang satu ini.
Sebagian dari Kawan Muda pun mungkin engga begitu akrab dengan kisah ‘Si Janggut Biru’. Meski begitu, kamu yang udah pernah nonton ‘Ex Machina’ (2015) dan ‘Crimson Peak’ sedikit banyak pasti bakal paham sama jalan cerita ‘Si Janggut Biru’ versi Perrault. (sds)