Sabtu, 2 November 2024

Genmuda – Nama pembalap Moto GP Valenttino Rossi jadi trending topic dan perbincangan hangat, menyusul kandasnya impian Rossi menyabet gelar juara ke-10 di tahun ini. Ia dikalahkan oleh Jorge Lorenzo dengan perbedaan cuma 5 poin aja! Nyesek abis kan?

25 Oktober kemarin jadi awal mimpi buruk buat Rossi Kawan Muda. Gimana engga, pembalap Yamaha tersebut dianggap bersalah atas kecelakaan yang menimpa lawannya, Marc Marquez di Sirkuit Sepang Malaysia. Gara-gara itu, dia dihukum dengan harus memulai seri terakhir di Sirkuit Valencia dari posisi paling belakang, semalam.

Kalau kamu engga sempet nonton perjuangan Rossi yang super drama ngelawan Lorenzo di balapan tadi malam, kamu bisa baca rekapannya disini nih guys. Anyway, walaupun Rossi engga jadi menyabet gelar kesepuluhnya dan harus bertekuk lutut di hadapan Lorenzo, pembalap berusia 36 tahun itu tetep ngasih kita pelajaran yang bisa dipetik.

 

  1. Usia engga jadi halangan buat terus berjuang

FYI, di musim balap tahun ini, Rossi merupakan pembalap paling tua yang masih aktif di lintasan! Usia pembalap asal Italia itu udah menginjak 36 tahun loh, sementara pembalap lainnya masih berusia di bawah kepala tiga, kecuali Nicky Hayden (33), Marco Melandri (32), Alex de Angelis (31) serta Alvaro Bautista dan Dani Pedrosa (30).

Walaupun termasuk kategori “sepuh”, Rossi ngebuktiin kualitas dan pengalamannya buat tetep bersaing sama yang muda-muda. Terbukti kan, dia berhasil mempertahankan posisinya sebagai pembalap kelas atas, dan engga kehilangan giginya buat nge-gas sampai akhir pertandingan. Jadi, usia tuh engga jadi halangan guys, selama kita punya tekad yang kuat buat terus berjuang.

 

  1. Engga mudah puas sama satu prestasi aja

Rossi adalah salah satu pembalap dengan gelar terbanyak di MotoGP. Dia memperoleh title juara dunia di empat kelas yang berbeda dan meraih prestasi tersebut dalam waktu tujuh tahun. Selain itu, Rossi juga mengantongi tujuh gelar juara dunia di kelas puncak (500 cc/MotoGP), dan dua gelar di kelas 250 cc dan 125 cc.

Dengan kesuksesannya itu, Rossi engga cepet puas dan berhenti sampai disitu aja. Dia masih ambisius untuk ngejar prestasi-prestasi lainnya. Selain ngebidik gelar kesepuluh (yang akhirnya gagal dicapai musim ini), Rossi juga punya target buat ngalahin rekor kemenangan pembalap senior Giacomo Agostini, dengan 122 kemenangan.

“Alasan mengapa saya melanjutkan karir di balap motor bersama Yamaha adalah karena saya ingin mengalahkan rekor 122 kemenangan milik Agostini,” kata Rossi dalam sebuah wawancara dikutip Speedweek, beberapa waktu lalu.

 

  1. Berani mengakui kesalahan

Semua mata dunia sempat tertuju pada balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, 25 Oktober lalu. Sebuah insiden menimpa Rossi dan lawannya, Marc Marquez yang menyebabkan Marquez mengalami kecelakaan di tikungan ke-14. Rossi dituduh menyenggol Marquez, ngebuat pembalap asal Spanyol tersebut jatuh dan engga bisa ngelanjutin balapan. Gara-gara itu juga, Rossi dapet hukuman buat start dari posisi paling akhir di race terakhir di Valencia.

Jumat kemarin, Rossi akhirnya ngebuat pernyataan dan mengaku menyesal udah ngebawa Marquez melebar di tikungan sampai terjadilah senggol-menyenggol diantara keduanya. Ia juga negasin bahwa harusnya dia bisa ngikutin trek yang saemestinya.

“Pada akhirnya, sayangnya saya tak memiliki pilihan lain. Saya menyesal membawanya melebar dan tak mengikuti alur trek,” aku Rossi mengutip Crash, Jumat (6/11).

 

  1. Engga kenal kata menyerah

Walaupun harus start dari posisi terakhir dan terancam engga bisa menyabet gelar juara, Rossi engga kabur gitu aja atau nangis dibawah sinar bulan. He’s still standing like a man, dan berjuang mati-matian di balapan terakhir semalam.

Kalau sampai Rossi bisa masuk ke podium semalam, mungkin semua orang bakal jadi yakin kalau keajaiban itu beneran ada. But that’s life. Walaupun kita udah berjuang segimananya pun, engga semua hal yang kita pengenin bisa jadi kejadian. Tapi apakah kita harus nyerah duluan sebelum tahu hasil akhinya? That’s no no, kata Rossi.

 

  1. You don’t have to win to be a winner

Lorenzo emang berhasil jadi juara MotoGP tahun ini, tapi perhatian dunia justru lebih banyak menyorot Rossi dan perjuangan super kerennya di balapan terakhir. Aksi Rossi banyak dapet pujian dari para penonton, fans, sampai sesama pembalap lainnya. Rossi juga jadi perbincangan hangat di headline-headline berita dan jadi trending topic di berbagai media sosial. Sampai banyak yang bilang, ‘Lorenzo wins the race, and Rossi wins the hearts’.

Di akhir konferensi pers, ia juga sempet speak up tentang Marquez yang engga ada bedanya dengan “bodyguard” Lorenzo, karena selama race engga pernah sekalipun ngebalap kandidat juara tersebut, dan seakan emang sengaja ngebantu Lorenzo buat jadi juara.

“Lorenzo layak menyandang gelar juara. Namun, ia bukanlah juara sejati karena telah terjadi hal yang belum pernah terjadi di olahraga ini, dan seharusnya Lorenzo tak senang dengan hal ini.” Kata Rossi.

 

Anyway, selalu ada pelajaran yang bisa kita petik dari setiap kejadian. Congratulations Lorenzo, dan buat Rossi, coba lagi ya!

 

Comments

comments

Ratu Rima
Forever needs: Foods. Cafe latte. Holiday. Writing. BIGBANG. and... You ♥