Genmuda – Pembicaraan Donald Trump dengan Kim Jong Un di Singapura, 12 Juni berlangsung minim detil. Secara umum, kedua pemimpin yang sempat adu mulu lewat Twitter itu mengumbar banyak janji dan jargon tentang “pertemuan bersejarah.”
Serius! Pendapat di atas bukan didasari atas kenyinyiran belaka, melainkan berdasarkan poin-poin pada dokumen yang ditandatangani sang Presiden AS dan sang Pemimpin Tertinggi Korut di Area Sentosa, Singapura setelah keduanya ngomong empat mata.
Termasuk judul, pembukaan, jargon, dan inti perjanjian, dokumen penting mengenai kesepakatan damai itu cuma ditulis dalam 418 kata. SUMPAH! Liat sendiri di sini. Jumlah itu gak lebih banyak dari isi makalah asal-asalan anak-anak kampus, yaitu rata-rata 300 – 500 kata.
Secara resmi, ini sejumlah hal yang disepakati pada Trump-Kim Summit, 12 Juni 2018:
- Komitmen Donald Trump menyediakan keamanan (“security guarantees”) ke Korut.
- Komitmen Kim Jong Un melaksanakan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
- Kesepahaman bahwa hubungan AS-Korut membawa kontribusi bagi perdamaian dunia
- Komitmen AS dan Korut membangun hubungan baru sesuai harapan warga dua negara akan kedamaian dan kesejahteraan
- AS dan Korut akan bersama-sama membangun rezim damai yang stabil dan langgeng di Semenanjung Korea
- Penegasan kembali niatan denuklirisasi yang dijanjikan Kim Jong Un pada Deklarasi Panmunjom antara Korut dan Korsel, 27 April 2018
- Pemulangan tawanan-tawanan perang
Secara resmi juga, ini yang gak dibahas di perjanjian itu.
Definisi “Security Guarantees untuk Korea Utara”
Kalimat kedua pada paragraf kedua dokumen Trump-Kim Summit 2018 bilang, “President Trump berkomitmen menyediakan keamanan (security guarantees” untuk Korea Utara.
Jadi, apa makna security guarantees?
Apakah itu berarti AS akan membangun pangkalan militer di Korut?
Apakah itu artinya AS akan memulangkan pasukan yang membantu Korea Selatan menjaga perbatasan?
Apakah maksudnya AS akan membeli sejumlah saham perusahaan Korut?
Entahlah.
Definisi denuklirisasi
Serius. Trump dan Kim Jong Un seharusnya ngebahas definisi denuklirisiasi itu apa sih? Jangan-jangan kedua orang itu beda pemahaman mengenai arti kata krusial itu.
Detil proses denuklirisasi
Karena perjanjiannya gak jelas, kita asumsikan aja proses denuklirisasi adalah upaya pelucutan senjata nuklir. Lalu, siapa saksi proses pelucutan senjata itu? Bagaimana proses melucutinya? Apakah senjata-senjatanya dinonaktifkan dari komputer? Atau, hulu ledaknya dicabut? Atau, direndam ke air beku? Atau, gudang senjatanya disegel PBB? Apakah dijual ke pihak lain termasuk proses denuklirisasi?
Cuma Tuhan yang tahu.
Lama waktu denuklirisasi
Sekali lagi, kita harus berasumsi. Let’s say, denuklirisasi dilakukan dengan mematikan hulu ledak dan menonaktifkan nuklir pada tiap senjata. Lalu, berapa lama Korea Utara disediakan waktu untuk mematikan nuklir dan sampai kapan persenjataannya dinonaktifkan? Apakah beberapa detik boleh? Atau, harus nonaktif sampai Hari Kiamat?
Pengawas kesepakatan
Perjanjiannya juga gak ngebahas soal pihak ketiga yang ditunjuk sebagai pengawas. Padahal, pihak ketiga tuh penting untuk dijadikan pengawas atau katakanlah wasit yang memastikan semua pihak mematuhi tiap poin perjanjian.
Well, itu teka-teki tak terjawab dari sudut pandang Genmuda.com selaku penulis artikel kawakan. Coba Kawan Muda perhatiin. Jumlah kata pada artikel ini aja lebih banyak daripada jumlah kata pada dokumen resmi Trump-Kim Summit 2018. (sds)