Genmuda – Suatu pemandangan yang aneh misalnya para penggemar sepakbola Jerman gak pamer atau berkoar di media sosial. Soalnya, tim yang berada di bawah naungan Deutscher Fussball-Bund (DFB, PSSI-nya Jerman) lagi ketiban banyak rejeki kayak orang yang udah terima THR dari kantor tapi masih dapet dari keluarga juga.
Lebih ‘sombongnya’ lagi, sebagian besar prestasi itu didapat pada bulan yang sama, malah ada yang harinya berdekatan. Buat kamu yang bertanya dan kebingungan, di bawah ini adalah alasan kuat Joachim Loew, para pemain bola Jerman, dan fansnya sombong mendongak tinggi-tinggi.
1. Tim junior jadi jawara Eropa
Sekitar 30 Juni 2017, para pemain muda Jerman sukses mengangkat Piala Eropa U-21 setelah menang tipis dari Spanyol. Berterimakasihlah ada Mitchell Weiser yang ngegolin via sundulan dan menetaskan satu-satunya gol pada pertandingan super sengit hari itu. Gimana enggak, baik Spanyol atau Jerman sama-sama menyerang sengit.
2. Pemainnya kece-kece
Kece yang dimaksud nih permainan di lapangan, loh. Kalo tampang pemainnya sih relatif-relatif aja. Eniwei, Pelatih U-21 Jerman, Stefan Kuntz pada intinya bilang kalo kemenangan tim asuhannya punya arti tersendiri, mengingat mereka cuma berstatus runner up saat lolos ke semifinal, bukan jawara grup kayak Spanyol Junior.
Besar harapan Kuntz bagi pemain-pemain seperti Serge Gnabry, Jeremy Toljan, Max Meyer, Julian Pollersbeck, dan pastinya Mitchell Weiser buat perkuat skuad Jerman senior, mengikuti jejak Manuel Neuer, Jerome Boateng, Sami Khedira, dan Mesut Ozil yang pada 2009 masih merumput di U-21.
3. Tim senior menangin Piala Konfederasi
Sehari setelah timnas junior ngalahin Spanyol, timnas seniornya ngalahin sebuah negara berbahasa resmi Spanyol juga dengan skor 1-0. Lalu, jadi jawara turnamen pula. Timnas Jerman menang 1-0 lawan Cile di final Piala Konfederasi 2017.
4. Juara tanpa kekalahan
Tim asuhannya Joachim Loew itu melaju kayak panser pakai cheat “God Mode” sepanjang turnamen. Dari babak penyisihan hingga final, mereka gak pernah kalah, cuma ditahan imbang doang sama Cile di babak penyisihan. Kerikil kecil itupun berhasil dibalas di final.
5. Tanpa pemain andalan
Lebih gokilnya lagi, Jerman bertanding tanpa bawa pemain andalannya. Hanya ada Shkodran Mustafi, Jonas Hector, Marc-Andre ter Stegen, Julian Draxler, dan Joshua Kimmich yang termasuk ‘berpengalaman’ karena ngerasain sensasi Piala Eropa. Manuel Neuer diistirahatkan.
Sang pelatih sengaja ngebawa pemain tergolong muda, usia 20 tahunan, macam Leon Goretzka, lars Stindl, Amin Younes, Matthias Ginter, Sandro Wagner, juga Timo Werner. Keliatan banget kalo sang pelatih lagi persiapkan pemain muda untuk berlaga di Piala Dunia yang dateng tahun depan.
6. Ngeborong piala
“Der Panzer” juga bawa pulang piala lain selain Piala Konfederasi. Julian Draxler, sang kapten, dinobatkan Player of the Tournament atas permainan briliannya. Sementara itu, Timo Werner dianugerahi Golden Boot setelah ngejebolin 3 gol dan 2 assist sepanjang turnamen.
Sebenernya, ada satu piala lagi tersisa di turnamen tersebut. Namanya, Golden Glove. Piala kiper terbaik itu dianugerahi ke Claudio Bravo sang kiper Chile yang juga bergelar kapten kayak Wakabayashi di anime “Captain Tsubasa.”
7. Menang 100 kali lebih
Joachim Loew bisa dibilang sosok yang boleh jadi orang paling sombong. Pelatih yang berkuasa sejak 2006 itu sukses bawa Jerman menang 100 kali berturut-turut. Prestasi yang belum pernah didapatkan para pelatih sebelumnya itu datang pada 25 Juni lalu, dengan mengalahkan Kamerun 3-1.
(sds)