Genmuda – Film ‘Ada Apa Dengan Cinta? 2’ telah dirilis hari ini, 28 April 2016. Nah, seperti yang kamu tahu (walaupun belum nonton) alur cerita memang hampir 75 persen memakai lanskap kota Yogyakarta, sebagai saksi pertemuan Cinta dan Rangga yang terombang-ambing dalam khayalan selama 14 tahun lamanya.
Menurut Mira Lesmana, yang Genmuda.com jumpai beberapa waktu lalu, Yogyakarta dipilih karena Kota Gudeg itu memiliki kesan tersendiri bagi Mira dan Riri Reza, sang sutradara.
“Jogja begitu dekat buat saya dan Riri, kami juga punya banyak teman di sini. Jogja kebanyakan diambil set masa lalu. Kota yang sangat dinamis artistik dan orangnya [masyarakat] kreatif. Jadi merupakan tempat yang sangat tepat untuk sebuah pertemuan atau reuni,” tutur Mira Lesmana.
Berdasakan catatan Genmuda.com setelah menyaksikan gala premiere ‘AADC? 2’, ada beberapa tempat di Yogya yang hadir menjadi setting cerita film yang paling dinanti-nantikan tersebut. Berikut 7 tempat yang menjadi saksi berseminya kembali Cinta dan Rangga.
1. Punthuk Setumbu
Di tempat inilah Cinta dan Rangga menyongsong matahari pagi sambil memandangi sekitar. Bukit Punthuk Setumbu memang salah satu spot terbaik untuk menyaksikan sunrise dengan latar gunung Merbabu dan megahnya candi Borobudur.
Begitu eksotis, engga heran banyak wisatawan, traveler, dan fotografer yang menjadikannya lokasi favorit untuk memotret. Bahkan, Puthuk Setumbu termasuk salah satu situs warisan dunia, UNESCO Heritage Site.
Kalau kamu berniat untuk menikmati sunrise dari Bukit Punthuk Setumbu, kamu disarankan berangkat pagi-pagi dan menyiapkan kocek untuk masuk ke wilayah pendakian.
2. Rumah Doa Bukit Rhema
Lokasi yang juga terkenal dengan sebutan gereja ayam ini berdiri tak terawat di bukit Punthuk Setumbu Magelang, Jawa Tengah. Terletak di antara dua desa, Kembang Limus dan Karangrejo, bangunan dengan paruh berwarna merah yang seakan berkoak ini dibangun oleh seorang pastur bernama Daniel Alamsjah. Beliau mendapatkan ilham untuk membangun tempat tersebut yang diperuntukan bagi seluruh umat beragama.
3. Candi Boko
Candi Boko atau Situs Ratu Baka adalah kompleks istana megah yang dibangun pada abad ke-8, saat pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu kerutunan Wangsa Syailendra dari Kerajaan Medang, Mataram Hindu. Fungsi tepatnya belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan berguna sebagai tempat menyepi dan pendalaman spiritual.
Candi Boko telah dijadikan situs warisan dunia sejak tahun 1995 karena keistimewaan yang dimiliki, yaitu komplekas profan, lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian hingga pagar pelindung.
4. Papermoon Puppet Theatre
Di tempat ini Cinta dan Rangga menyaksikan pementasan karya Papermoon ‘Secangkir Kopi dari Playa’. Terletak di Jalan Langensuryo KT II Nomor 176, Yogyakarta, sepasang suami isteri yakni Iwan Effendi dan Ria menyuguhkan teater boneka yang sudah mendunia tersebut.
5. Klinik Kopi
Seperti Rangga yang dijahili Cinta di Klinik Kopi, memang seperti itu adanya. Klinik Kopi mengajak kamu melihat proses kopi diracik dan juga diajak berbincang terkait kopi yang kamu pesan. Berhadapan langsung dengan pemilik yang memiliki pengetahuan luas tentang kopi dan cara meracik kopi, Mas Pepeng.
Terletak di Jl. Kaliurang Km 7,5, Klinik Kopi dapat kamu kunjungi setiap hari pukul 16.00 WIB. Namun, kamu harus mengisi buku tamu terlebih dulu, sebab pelayanannya sesuai dengan nomor urut.
6. Warung Bu Ageng
Di restoran ini Karmen, Maura, dan Milly menikmati kudapan dengan resep turun temurun milik keluarga seniman, Butet Kertaradjasa. Didirikan sejak tahun 2011 silam, Warung Bu Ageng menawarkan menu-menu tradisional agar dapat mengobati rasa penasaran wisatawan atas citarasa dan kelezatan menu khas Jawa.
7. Sate Klathak Pak Bari
Sate Klathak Pak Bari dibakar di atas bara api menggunakan tusuk sate dari jeruji besi sepeda. Hal ini diterapkan agar panas api bisa menyebar menyeluruh dan kematangan daging bisa sempurna. Kuliner Jogja yang satu ini telah melegenda dan terkenal seantero Nusantara. Rasanya? Penulis penasaran.
8. Via Via Artisan Bakery
Terletak di kawasan ‘kampung bule’, di jalan Prawirotaman, Yogjakarta, Via Via Artisan Bakery berdiri sejak tahun 1996. Menu yang disajikan berupa makanan western dan juga Indonesia yang selalu berganti setiap hari. Karena letaknya yang berada di ‘kampung bule’, engga heran Via Via Artisan Bakery selalu ramai dikunjungi turis-turis asing dari berbagai belahan dunia. (sds)