Genmuda – Ibarat kebahagiaan yang bisa datang dari hal-hal yang sederhana, sebuah film yang memukau engga jarang juga demikian. Hal itu pun terbukti salah satunya lewat film ‘Storks’, sebuah produksi terbaru dari Warner Bros. Pictures.
‘Storks’ merupupakan sebuah film komedi petualangan animasi karya sutradara Nicholas Stoller dan Doug Sweetland yang baru aja dirilis Jumat (23/9) kemarin. Film berdurasi 89 menit ini dibintangi oleh Andy Samberg, Katie Crown, Kelsey Grammer, Keegan-Michael Key, Jordan Peele, Jennifer Aniston, Ty Burrell, Danny Trejo, dan Stephen Kramer Glickman sebagai pengisi suara.
Well, kamu mungkin pernah ngedenger legenda yang bilang bahwa kerjaan burung bangau adalah nganterin para bayi ke orang tuanya. Namun demikian, yang ditampilin di ‘Storks’ justru engga demikian. Para bangau kini udah beralih jadi kurir pengantar paket dari raksasa internet global, Cornerstore.com.
Lebih lanjut, suatu kali mesin pembuat bayi mendadak aktif lagi. Seekor bangau teladan bernama Junior (Andy Samberg) akhirnya mau engga mau harus nganterin seorang bayi ke orang tuanya sebelum atasannya tau. Doi pun engga sendirian, soalnya doi ditemani pula oleh satu-satunya manusia di Gunung Bangau, yaitu Tulip (Katie Crown). Bersama, keduanya lalu ngejalanin petualangan yang engga terduga.
Receh tapi tetap bikin ngakak
Ada kalanya, humor yang terkesan sepele justru bisa lebih bikin pengen ngakak daripada humor lainnya. Dalam ‘Storks’, hal tersebut bisa kamu lihat dengan jelas. Berawal dari hal-hal yang receh kayak misalnya penggambaran ekspresi bayi maupun orang-orang (dan binatang) yang ngelihat bayi tersebut, sutradara Nicholas Stoller sukses ngebawa gaya komedinya ke dunia animasi.
Meski begitu, engga bisa diungkiri pula kalo di sisi lain berbagai humor receh itu bisa jadi bumerang bagi ‘Storks’. Hal tersebut terjadi saat ada pengulangan beruntun, sehingga humornya engga terkesan nendang lagi kayak pas di awal-awal. Walau wajar terjadi pada film komedi, tetap aja hal semacam itu sebaiknya dihindari biar engga nimbulin kesan repetitif dan monoton.
Kumpulan pengisi suara yang kompak
Terlepas dari humor recehnya, satu hal yang bikin ‘Storks’ makin keren adalah para pengisi suaranya. Bukan semata-mata karena sebagian besar dari mereka udah dikenal luas, tapi lebih kepada masing-masing dari mereka mampu ngasih warna yang berbeda-beda buat tiap karakter mereka.
Secara khusus, yang paling berperan besar buat ‘Storks’ adalah kedua pemeran utamanya, yaitu Andy Samberg dan Katie Crown. Keduanya mampu tampil ngeyakinin, sampai-sampai bikin karakter mereka masing-masing jadi makin hidup dan nyata. Pokoknya pas banget deh tek-tokan di antara keduanya.
Pesan moral yang kuat
Hal penting lainnya yang engga boleh dilupain dari ‘Storks’ engga lain dan engga bukan adalah pesan moralnya yang kuat. Bahkan, bisa dibilang hal tersebut merupakan inti dari film ini secara keseluruhan. Film ini engga cuma ngajarin tentang pentingnya nemuin jati diri, tapi lebih dari itu film ini bakal nyinggung soal masyarakat jaman sekarang yang suka sibuk sendiri dan lupa sama dunia sekitarnya.
Lebih tepatnya, walau dikemas dalam format animasi dengan tampilan yang menarik buat anak-anak, beberapa topik yang dibahas ‘Storks’ sebenarnya bakal lebih nyentil penonton dewasa, apalagi dengan subplot yang ngelibatin keluarga kecil Henry dan Sarah serta anak mereka, Nate. Terutama lewat beberapa dialog Nate, itu merupakan bentuk penyampaian yang efektif dan mungkin bakal bikin kamu mikirin ulang soal kehidupan kamu selama ini.
Dengan demikian, ‘Storks’ emang masih memiliki beberapa kekurangan di sana-sini. Terlepas dari itu, film ini bisa nutupin berbagai kekurangan tersebut dengan kekuatan moralnya. Walau engga sedalam dan seemosional film animasi lainnya (sebut aja ‘Finding Dory’), film ini bisa dinikmati oleh penonton dari berbagai usia. Film ini jelas merupakan pilihan yang tepat dan sempurna buat ngisi waktu weekend kamu bareng keluarga.
(sds)