Genmuda – Menyambut bulan Maret, ada film baru yang nungguin kamu di bioskop, yaitu film “Red Sparrow”. Kisah agen mata-mata asal Rusia ini diadaptasi dari novel berjudul serupa karangan Jason Matthews, mantan anggota CIA.
Walau agak ngaret tayang di Indonesia, film ini jadi keempat kalinya sutradara Francis Lawrence dengan aktris, Jennifer Lawrence kerja bareng. FYI, keduanya pernah kerjasama di film; “The Hunger Games: Catching Fire” (2013), “The Hunger Games: Mocking Jay” (2014) dan (2015). Kamu penasaran sama film “Red Sparrow”? Langsung aja baca review kali ini sebelum pergi ke bioskop. Cekidot!
Umumnya film ‘Mata-mata’
Sesuai judul reviewnya, di sini J-Law meranin tokoh perempuan cantik bernama Dominika Egorova. Sebelum jadi mata-mata dengan julukan ’Sparrow’, Dominika adalah seorang ballerina sekaligus bintang panggung opera. Namun, setelah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah, kehidupannya mulai berubah total.
Tiga bulan setelahnya, sang ballerina dilanda depresi berat karena terancam diusir dari apartemen sampe bingung membiayai ibunya yang sedang membutuhkan perawatan medis. Berawal dari kejadian apes tadi, pamannya bernama Vanya Egorov (Matthias Schoenaerts) memberikan tawaran bagi Domika untuk menjadi agen mata-mata untuk SVR (badan intelejen Rusia).
Awalnya Dominika sempet ditolak, namun setelah Egorov berhasil memanipulatif keponakannya dengan memberikan ‘bukti foto’ adanya unsur kesengajaan dalam insiden yang dialaminya di atas panggung. Aksi balas dendam Domika terhadap mantan rekan penarinya mendorong pamannya untuk melihat potensi besar dalam diri Domika untuk dilatih menjadi seorang Sparrow.
Setelah masuk sekolah khusus intelejen, Domika digembleng habis-habisan baik secara fisik dan psikologis. Tujuannya sangat sederhana, yaitu menciptakan agen rahasia yang bisa menggunakan tubuh mereka sebagai senjata paling mematikan. Ibarat zero to hero, mantan ballerina ini perlahan berubah menjadi agen cantik berdarah dingin yang gak segan melakukan segala cara demi misi mereka.
Tempo film berjalan lambat
Setelah dianggap berhasil menjadi Sparrow, Domika diberikan misi pertama dari pamannya dan petinggi SVR untuk mendekati seorang agen CIA bernama Nate Nash (Joel Edgerton). Nate diketahui menyimpan informasi terkait siapa aja orang Rusia yang memberikan informasi ke Amerikas Serikat. Misinya tapi gak segampang itu doang gengs, Domika juga harus mempertaruhkan nyawanya serta ancaman atas keselamatan ibunya.
Berhubung plotnya gampang ditebak, Justin Haythe sebagai penulis naskah film justru sengaja menampilkan hal-hal detil nan penuh jebakan yang gak boleh kamu lewatin hingga satu jam terakhir.
Sayangnya karena satu jam pertama jalan ceritanya cukup lambat, film ini justru punya banyak kelemahan. Buat penonton yang gak terlalu suka film thriller dalam balutan agen mata-mata mungkin bakal dibikin ngantuk. Buat ukuran adegan actionnya pun kayaknya bisa dihitung jari, meski kemasannya tetep sadis dan penuh lumuran darah.
Sejumlah adegan yang disensor di Indonesia juga bikin ‘benang merah’ jalan cerita film terasa nanggung. Gak ada yang salah sih, berhubung filmnya emang dikhususkan buat penonton dewasa alias 21 tahun ke atas.
Catatan terakhir dari penulis, aksi J-Law sebagai ’Sparrow’ bisa dibilang cukup berhasil. Ada kesan cantik, tapi tetep kalem dan misterius. Di Indonesia filmnya mulai tayang tanggal 28 Februari 2018. Buat yang penasaran tengok dulu aja trailernya di bawah: