Genmuda – Mahasiswa Indonesia lagi-lagi tunjukin inovasi gokil bidang energi, kali ini dengan bikin baterai berbahan dasar kulit pisang. Hal itu jadi prestasi tersendiri karena baterai pisang ini gunakan limbah padat, bukan cair seperti yang pernah ada.
Mereka adalah Chrisma Virginia, Muhammad Errel Prasetyo, dan Sang Aji Arif Setyawan, tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, Jawa Timur. Di bawah ini adalah sedikit penjelasan soal betapa kerennya hasil temuan mereka:
1. Konsepnya fuel-cell
Dari cara kerjanya, baterai ini tergolong dalam sumber energi berjenis fuel-cell. Istilah itu biasa dipakai nyebut baterai yang sumber listriknya berasal dari reaksi kimia. Jenis baterai ini seperti ini yang juga lagi dikembangin Honda dan Toyota di beberapa mobil mereka.
Bedanya, dua perusahaan itu andalkan hidrogen buat hasilkan listrik sementara anak-anak Brawijaya manfaatkan pembusukan kulit. Karena itu, mereka sebut baterainya sebagai Microbial Fuelcell.
2. Sifatnya recycle
Baterai itu juga jelas banget dibuat berdasarkan konsep recycle. Bahan-bahannya aja berasal dari kulit pisang. Selanjutnya, mahasiswa itu bertekad modifikasi besaran listrik baterai pisang mereka memakai grafit dari serbuk isi pensil.
3. Indonesia banget
Udah engga dipungkiri lagi kalo temuan ini Indonesia banget. Soalnya, bahannya banyak ditemui hampir di tiap daerah. Entah itu kulit pisang dari sampah rumah tangga, atau dari limbah pabrik keripik pisang.
4. Menghasilkan tenaga 1,5 volt
Meski dari barang bekas, baterai itu udah hasilkan listrik sebesar 1,5 volt. Listrik itu mampu hidupkan lampu LED merah atau setara buat nyalakan jam dinding selama paling engga lima hari. Dimodifikasi selanjutnya, Chrisma cs bertekad naikin voltasenya hingga 5 volt supaya bisa mengisi powerbank.
5. Lain dari penelitian di Australia
Sebelumnya seorang dosen dari Universitas Queensland Australia, Bill Clarke, tahun 2004 pernah meneliti pisang sebagai sumber listrik. Namun Clarke bilang bahwa pisangnya perlu diolah dulu jadi gas methana. Gas tersebut yang nantinya jadi bahan bakar generator pembangkit listrik.
Lain halnya dengan anak-anak Brawijaya, mereka justru bisa memperpendek proses yang udah dilakukan oleh Clarke. Pisangnya engga perlu dijadiin gas dulu. Proses pembusukan alamiahnya aja udah bisa menghasilkan listrik berkat teknologi mereka.
6. Ada baterai pisang lain dari Unibraw
Baterai temuan Chrisma Virginia cs. itu bukan pertama kalinya, gaes. Tahun lalu hal serupa berhasil dibuat oleh Alfiatur Rahmah Alfiin, Ahmad Zainollah, Dwi Sapri R, Maf’ud Cahayo, dan Novi Artika F, anak-anak Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unibraw.
Baterai buata mereka itu bisa menghasilkan listrik setelah kulit pisangnya dibakar pada suhu 4.500-8.000 derajat celcius. Bedanya, abu hasil pembakaran tersebut diaktivasi dengan larutan elektrolit. Setelah disaring dan diproses, jadilah super kapasitor, alias sumber listrik tahan lama dan cepat diisi ulang.
Secara sederhana, prestasi anak-anak Unibraw jelas nunjukin jika Indonesia jauh lebih maju dari universitas lain. Gimana menurut Kawan Muda? Share pendapat kamu di bawah ini, ya. (sds)