Genmuda – Kalau ngomongin soal gaun pengantin, banyak di antara Kawan Muda pasti langsung teringat sama gaun panjang nan indah berwarna putih. Tapi, kamu tahu engga kenapa gaun pengantin umumnya berwarna putih?
Seakan udah jadi peraturan engga tertulis, gaun pengantin dengan konsep Barat pasti bakal berwarna putih. Kalau engga putih, kesannya si mempelai wanita itu orangnya anti-mainstream. Padahal, gaun pengantin putih itu sebenarnya merupakan pilihan fesyen yang masih terbilang lumayan baru loh, Kawan Muda.
Lah, kenapa baru? FYI, lebih dari 176 tahun yang lalu, merah merupakan warna yang paling populer buat gaun pengantin. Hal tersebut bisa jadi karena merah identik sama konotasi romantis “mawar itu merah”. Gaun pengantin berwarna putih justru cuma jadi pilihan yang dipakai sesekali, soalnya warna putih identik sama konotasi berkabung.
Nah, saking negatifnya anggapan tentang gaun pengantin berwarna putih, Maria, Ratu Skotlandia aja sampai dianggap engga pantas gara-gara udah milih gaun pengantin dengan warna yang demikian. Pas suaminya meninggal, beliau bahkan dituduh udah mengutuk suaminya dengan ngegunain pakaian berkabung ke pernikahan. Sadis engga tuh?
Hingga akhirnya, Ratu Victoria mutusin buat engga peduli sama tren gaun pengantin merah yang berlaku. Beliau malah ngenain gaun pengantin putih berenda dengan karangan bunga oranye buat nikahannya yang berlangsung pada 10 Februari 1840. Berawal dari situ, banyak mempelai wanita pun mutusin buat ngikutin jejak beliau ngenain gaun pengantin putih.
Tapi, belum usai sampai di situ, beberapa tahun kemudian majalah wanita populer Godey’s Lady’s Book nyatain pula bahwa warna putih merupakan warna yang paling sesuai buat gaun pengantin, engga peduli apa material gaunnya. Warna putih dianggap sebagai “lambang kemurnian dan kepolosan masa gadis sekaligus hati tak bernoda yang diserahin sang gadis kepada dia yang terpilih”. Itulah tepatnya awal mula gimana orang-orang percaya kalau warna putih di pernikahan ngelambangin kesucian.
Menyusul kemudian, orang-orang di Barat akhirnya jadi percaya banget kalau warna putih merupakan satu-satunya pilihan yang mungkin buat gaun pengantin. Saking percayanya, saat itu sampai ada sebuah puisi yang bilang kalau gaun pengantin berwarna merah merupakan pilihan yang buruk.
Intinya, kita sekarang bisa mengenal gaun pengantin berwarna putih berkat Ratu Victoria dan majalah Godey’s Lady’s Book. Terlepas dari itu, pemilihan warna gaun pengantin seharusnya ya kembali lagi pada selera masing-masing mempelai wanita. Kalau doi pede pakai warna hijau neon, kenapa orang lain harus ribet ngelarang? Ini sekaligus jadi pengetahuan buat kamu ya, Kawan Muda. (sds)