Berencana Nikah di Usia Muda? Ini 10 Hal yang Harus Dibahas Bareng Dia sebelum Orangtua Kalian Ketemuan
Genmuda – Sebagian anak muda jaman sekarang bercita-cita pengen cepet nikah. Anjuran orangtua untuk mencegah zina, kisah cinta drama Korea, dan pernikahan seleb muda jadi beberapa faktor pendorongnya.
Usia di atas 30 tahun dianggap sebagai injury time dalam urusan pernikahan. Uudah terlalu lama, terlambat, keburu “alot” kata mereka. Akibatnya, semua berlomba-lomba naik pelaminan saat umur masih kepala dua. Bahkan, sampe ada yang kuliah sambil ngurus keluarga sendiri.
Genmuda.com bukan mau ngelarang atau menghakimi kalo kamu termasuk ke dalam golongan yang seperti itu. Sah-sah aja. Tapi, pastiin kamu dan dia telah membahas tuntas 10 pertanyaan penting di bawah ini sebelum orangtua kalian bertemu untuk bahas hal yang lebih serius.
1. Tentang pernikahan
Kamu harus nanya kesiapan dia tentang nikah di usia muda tanpa harus maksa. Kalo dia pengen nyari kerja sambil ngumpulin uang dulu, ya jangan dipaksa untuk nikah cepet. Mending kamu juga ikut nabung. Kalo akhirnya dia keburu ditikung, ya bagus. Daripada ditikungnya nanti setelah nikah.
2. Tentang karier
Coba deh omongin sedetil-detilnya sama dia tentang mata pencaharian. Pasti kamu baru sadar kalo ternyata jenis pekerjaan ideal menurut kalian banyak perbedaan. Mungkin, salah satunya pengen bikin startup sementara yang lain lebih suka kerja kantoran. Coba cari jalan tengahnya biar gak berantem.
3. Soal waktu luang
Setelah nikah, kamu bukan cuma berbagi tempat tinggal dan keluarga, tapi juga berbagi waktu luang, loh. Coba bahas tentang jatah me time, sehingga kamu tetep punya waktu untuk aktivitas lain tanpa diikuti pasangan. Entah itu main game, shopping, atau nongkrong sama temen.
4. Soal kebiasaan sepele
Kamu bisa bangun sendiri atau masih suka dibangunin? Nyaman sama kondisi berantakan atau maunya rapi terus? Suka makanan Asia atau makanan Eropa? Pertengkaran domestik tuh terjadi karena perbedaan-perbedaan kecil macam itu, loh. Makanya, bahas dari sekarang supaya ketemu cara menengahinya.
5. Soal pekerjaan rumah tangga
Tanpa asisten rumah tangga, pekerjaan mengurus rumah gak mungkin dibebanin ke istri atau suami doang, dong. Makanya, bahas pembagiannya antara siapa yang bersihin kamar mandi, cuci piring, masak, dan seterusnya, biar nanti gak berantem.
6. Soal tempat tinggal
Hampir semua anak berusia 20 tahunan belum punya tempat tinggal sendiri. Otomatis, kamu dan dia akan tinggal di rumah orangtua. Pertanyaan pentingnya adalah: Orangtua siapa? Kamu? atau dia?
7. Soal pergaulan
Meski kamu dan dia udah bersatu dalam hubungan rumah tangga, masing-masing tetep punya kehidupan sosial sendiri. Jadi, bahas batasan-batasan yang boleh dan gak boleh dilakuin dalam pergaulan itu. Misalnya, apakah temen kerja berlawan jenis boleh cipika-cipiki atau gak.
8. Soal berkeluarga
Mau punya anak cepat atau mau menunda dulu? Gitu aja, sih.
9. Soal kepercayaan
Jadi, pernikahan kamu mau berlandaskan kepercayaan sesuai religi, sains, atau apa nih? Kalo sesuai religi, mau pakai aliran keagamaan yang mana? Mending bahas dari sekarang supaya nanti gak berantem cuma karena berselisih paham, layaknya netijen di masa-masa Pemilu.
10. Soal uang
Ngomongin uang erat kaitannya sama ngomongin gaya hidup, cita-cita, dan pastinya tabungan. Gak usah malu atau takut ngerencanain keuangan karena faktor ini sama pentingnya dengan poin 1-9.
Malah, mungkin lebih penting. Data Bank Permata bilang, sebanyak 47% pertengkaran domestik terjadi karena faktor keuangan. Jadi, bahas baik-baik ya, gaes. Jangan sembarangan.
Setelah 10 hal di atas kamu bahas tuntas bareng si dia, maka biarkan orangtua dan calon mertua kamu membahas mengenai akad dan resepsi pernikahannya. Kamu tinggal menjalankan sambil nyumbang satu atau dua ide kalo dibutuhin. (sds)