DesignerSpeaks! Festival 2016, Saatnya Buka Wawasan dan Kenal Industri Kreatif Lebih Dekat

Genmuda – Ngomongin yang namanya industri kreatif, makin hari kayaknya makin banyak aja hal yang bisa digali nih, Kawan Muda. DesignerSpeaks! Festival 2016 pun jadi salah satu acara yang bisa ngewadahin kamu buat ngenalin passion dan manfaatin berbagai peluang yang ada loh.

DesignerSpeaks! Festival 2016 merupakan suatu acara creative talkshow dan workshop yang diadain sama komunitas aliansi Desain Komunikasi Visual (DKV) DesignerSpeaks! Acara tersebut berlangsung mulai dari hari Jumat (18/3) sampai hari Minggu (20/3) di Galeri 678, Kemang, Jakarta dengan ngehadirin sejumlah pembicara kece dari berbagai bidang kreatif.

Di hari keduanya kemarin, Sabtu (19/3), total ada 5 pembicara yang hadir. Mereka adalah animation specialist dan dosen animasi Binus University Satrya Mahardhika, fotografer sekaligus beauty & lifestyle blogger Andra Alodita, game designer dan Ketua AIDIA Semarang Godham Eko Saputro, Kasubdit Humas Perpajakan Dirjen Pajak Ani Natalia, serta fashion editor Rolling Stone Indonesia Ayu Utami.

Lantas, materi apa aja nih yang udah dibawain para pembicara di hari kedua tersebut? FYI, Andra misalnya, doi secara khusus ngomongin soal personal branding dan tips buat bertahan di industri kreatif. Sebaliknya, Godham justru ngebahas soal profesi game designer di Indonesia.

Nah, terkait sama passion dalam nekunin industri kreatif, Andra ngejelasin kalau pencarian passion sebenarnya juga butuh waktu. “Butuh waktu dan perjalanan untuk nemuin passion kita tuh apa. Saran aku sih tentuin dari beberapa hal yang disuka jadi 1 atau 2. Kayak nulis sambil masak, itu ‘kan sebenarnya 2 passion yang berbeda, tapi bisa jadi 1, misalnya food blogger,” ungkap Andra kepada Genmuda.com

Tapi, Andra engga ngemungkirin kalau sampai sekarang masih ada ortu yang engga ngijinin anak-anaknya buat kerja sesuai passion mereka. Kedua ortunya sendiri sempat ragu pas doi mau jadi fotografer. “10 tahun belakangan ini memang banyak profesi-profesi yang jaman dulu engga ada. Jadi, kuncinya adalah ngeyakinin orang tua dan benar-benar kita kerja keras buat ngelakuin hal itu.”

Engga lupa, ‘mahmud’ berusia 29 tahun itu pun negasin kalau kita sebaiknya berkarya buat diri sendiri, bukan buat orang lain. “Mengharapkan sesuatu dari orang lain itu susah. Jadi, kalau kita puas dan ngerasa nyaman dengan apa yang kita kerjakan, nambah followers atau pembaca itu rejeki bonus, apalagi kalau apa yang kita kerjakan itu berguna atau menginspirasi orang lain.”

Istri dari musisi Abenk Alter itu berpendapat pula kalau siap engga siap kita sebenarnya harus siap buat nyambut keberadaan medsos yang makin lama makin ngejamur. “Perlu nilai-nilai yang diajarkan untuk anak-anak muda bahwa kita juga perlu sopan santun di media sosial. Media sosial ini memang dunia baru yang engga pernah diajarin sebelumnya,” tutupnya.

Sementara itu, terkait dengan anggapan bahwa main game bakal ngasih banyak dampak negatif, Godham berpendapat kalau hal tersebut sebenarnya masih bisa diminimalisir lewat penyisipan konten edukatif, kayak yang udah beliau lakuin pada game buatannya, ‘Simulasi Aman Berkendara’. Beliau juga nekanin tentang adanya komitmen manejemen waktu dan kontrol dari orang tua.

Namun demikian, Godham ngerasa kalau total 1.000 game yang udah dibuat sama 400 game developer lokal sebenarnya masih belum signifikan buat industri game di Tanah Air. Padahal, beliau ngelihat kalau Generasi Muda Indonesia sebenarnya udah “mumpuni dan banyak yang bisa bekerja di dunia kreatif yang engga cuma game“.

“Yang konsisten menelurkan game bagus paling baru beberapa, sisanya mungkin udah ngeramein tapi belum produktif banget. Dari 1.000, yang saya sebut berhasil itu paling baru sekitar 25%-nya dan harus terus disemangati dengan banyaknya event supaya berkembang,” jelas Godham kepada Genmuda.com.

Oleh karena itu, pria yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) itu berharap pula supaya pemerintah terus ngedukung dan ngedampingin perkembangan Generasi Muda di industri kreatif. “Dengan adanya potensi dan adanya anak-anak muda yang semangat, tapi ketika engga ada sinergi dengan pemerintah dan industri, itu engga bakal bisa maju,” tandasnya.

Terus, gimana nih sama tanggapan dari peserta DesignerSpeaks! Festival 2016 soal acara tersebut? Well, Arin (24), yang kini bekerja di bidang motion graphic, misalnya, doi ngaku kalau dirinya secara khusus datang buat ngedengerin materi dari Satrya, mantan dosennya. Terlepas dari itu, doi tetap bela-belain buat datang 3 hari full biar bisa ketemu sama para praktisi lainnya supaya bisa tahu lebih banyak tentang tren desain selain lewat medsos.

Arin pun ngakuin kalau berkat DesignerSpeaks! Festival 2016, doi udah lebih bisa buat metain posisi dirinya sekarang di industri kreatif. Walau doi ngelihat kalau acara tersebut udah bagus dan perlu dilanjutin, doi tetap berharap supaya acara selanjutnya bisa lebih ditingkatin, khususnya para peserta bisa lebih dilibatin dalam pemilihan pembicaranya.

So, kamu gimana nih, Kawan Muda? Sempat datang ke DesignerSpeaks! Festival 2016 selama 3 hari ini engga? Kalau kamu ternyata sama sekali engga sempat datang, jangan sampai kamu ngelewatin berbagai acara lainnya yang bakal diadain sama DesignerSpeaks! ya. (sds)

Comments

comments