Genmuda – Masuk tengah minggu kedua bulan April 2018, Kawan Muda bakal siap dihibur sama film adaptasi video game 90’an, “Rampage”. Yup, jika selama ini kita penasaran apa ‘faedah’nya para monster menghancurkan gedung, maka film ini bakal jadi jawabannya.
Diperankan oleh Dwayne “The Rock” Johnson, film ini juga menjadi ajang reuni doi dengan sutradara Brad Peyton yang pernah menggarap film “San Andreas”. Tanpa perlu kebanyakan basa-basa, langsung aja lo baca review film “Rampage” di bawah!
Awal bencana rekayasa genetika
Sebagaimana udah disinggung di awal, intro filmnya dibuka sama sebuah bencana eksperimen genetika di stasiun luar angkasa. Ogah rugi, perusahaan penggagas eksperimen itu ngotot supaya seorang ilmuan yang selamat di sana untuk membawa pulang sample eksperimen mereka. Nahas, pesawatnya justru meledak saat masuk atmosfer bumi. Satu persatu dari sample itu kemudian jatuh di berbagai tempat, termasuk ke kandang gorila bernama George.
Di lain cerita, George sebelumnya adalah seekor gorila albino dan bersahabat dengan seorang ahli primata sekaligus mantan tentara angkatan darat bernama Davis Okoye (Dwayne Johnson). Namun hubungan keduanya berubah setelah insiden sample genetika itu jatuh, George susah buat dikontrol, sedangkan ukuran badannya mendadak bertambah lima kali lipat lebih besar dari sebelumnya dalam hitungan hari.
Demi menyelamatkan sahabatnya, Davis kemudian dibantu oleh agen rahasia dari pemerintah Harvey Russell (Jeffrey Dean Morgan) dan seorang ahli genetika, Kate Caldwell (Naomie Harris). Sayang masalah gak habis cuma di situ doang, ternyata ada juga dua hewan lainnya yang mengalami kondisi serupa dan adanya ‘pihak lain’ yang sengaja memancing kemarahan para monster guna menjadikannya sebagai senjata biologis.
Seru dan menghibur dari awal film
Sejujurnya, penulis ngerasa jika jalan cerita film “Rampage” tuh ‘lempeng-lempeng aja’ dan gampang banget buat dinikmati. Supaya gak terlalu serius dan tegang, penonton juga dihibur oleh banyak celotehan kocak khas film-film “The Rock” lengkap dengan komposisi adegan action yang tetep gak mengecewakan.
Disokong efek CGI yang bagus, film ini berhasil menggambarkan kondisi kota Chicago yang porak poranda akibat amukan monster dan menjadikan peran para monster semakin hidup. Jadi gak bakal mengecewakan, kok.
Dari segi pemain, hal yang paling menarik justru ada pada akting Jeffrey Dean Morgan. Penulis ngerasa jika doi jago banget memerankan tokoh yang super duper nyebelin, hingga jadi orang yang paling bisa diandalin. Mungkin gak heran ya kalo pemeran Negan di serial “Walking Dead” itu sering dapet peran seorang ‘bajingan’ keren.
Tanpa mengurangi rasa hormat buat Om The Rock, penulis justru ngerasa karakter doi di film ini malah terkesan biasa atau mirip perpaduan peran doi di “San Andreas” dengan “Jumanji”. Gak jelek sih, tapi juga gak wah gitu! (Lo paham kan maksudnya?).
Well, buat lo yang penasaran sama review Genmuda.com barusan, langsung aja tonton filmnya yang mulai tayang lebih awal di Indonesia, yaitu Rabu (11/4). Happy watching!