Sabtu, 2 November 2024

Genmuda – Sama kayak penyakit yang bisa nular ke orang-orang di sekitar si penderita, perilaku kasar ternyata juga bisa nyebar ke orang lain loh, Kawan Muda. Kira-kira itulah yang udah diungkapin sama sejumlah peneliti psikologi di University of Florida.

Setelah ngadain tiga rangkaian riset — yang hasilnya diterbitin di ‘Journal of Applied by Psychology’, Trevor Foulk dan timnya bilang kalau mereka udah mastiin secara ilmiah soal penyebaran perilaku kasar. Menurut mereka, saat kita dihadapin pada perilaku kasar rekan kita, kita nantinya juga bakal lebih cenderung jadi kasar ke orang lain dan nimbulin adanya siklus emosi negatif yang engga berujung.

Riset tersebut diyakini jadi riset pertama yang nunjukin kalau perilaku engga sopan bisa nyebar kaya penyakit dalam lingkungan organisasi kayak tempat kerja dan sekolah. Terkait fenomena itu, para peneliti pun ngejelasin kalau ngelihat atau ngalamin perilaku kasar bakal ngasih sinyal ke otak kita buat ngewaspadain hal tersebut.

Saat Anda mengalami perilaku kasar, itu membuat perilaku kasar lebih terlihat. Anda akan melihat lebih banyak perilaku kasar bahkan jika hal tersebut tidak ada… Perilaku kasar punya efek negatif yang sangat kuat di tempat kerja,” kata Foulk, mahasiswa doktoral Warrington College of Business Administration, University of Florida.

Nah, di riset pertama, Foulk dan timnya ngamatin dan nanyain 90 mahasiswa pascasarjana buat nilai teman sekelas mereka selama negosiasi satu lawan satu. Kalau mereka nganggap rekan pertama mereka kasar, mereka pun bakal cenderung dinilai sama oleh rekan negosiasi mereka yang berikutnya. Efeknya bahkan bisa tahan lama loh, Kawan Muda.

Selanjutnya, di riset kedua sekelompok peserta ditunjukin video interaksi yang sopan dan kelompok lainnya justru ditunjukin video interaksi yang kasar. Mereka yang ngelihat video yang kasar ternyata lebih cenderung ngerespon email kasar dengan cara yang engga sopan ketimbang mereka yang udah nonton video yang sopan.

Sementara itu, di riset ketiga sekaligus riset terakhir para peneliti ngamatin suatu kelompok yang terdiri dari 47 mahasiswa sarjana. Para peneliti lantas nemuin kalau mereka yang dihadapin pada perilaku kasar ternyata lebih baik dalam hal ngeidentifikasi kata-kata ‘kasar’ dalam rangkaian huruf-huruf acak. Hal itu nunjukin kalau ngelihat perilaku kasar punya efek terukur pada otak kita.

So, bisa disimpulin kalau kita bisa nangkap perilaku kasar hanya dengan ngelihat orang lain diperlakuin buruk, bahkan jika kita engga jadi target langsungnya. Sayangnya, engga ada vaksin yang bisa benar-benar ngatasin penyebaran perilaku kasar. (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer