Genmuda – Kenny Wells (Matthew McConaughey) bertekad jadi penambang sukses seperti leluhurnya. Tanpa memahami ilmu pertambangan, cowok Amerika berpendidikan biasa-biasa aja itu nekat nyari emas sampai ke Indonesia berdasarkan desas-desus dan minim fakta.
Misi mengejar impiannya mulai keliatan cerah waktu doi kenalan sama Michael Acosta (Edgar Ramirez), seorang geologis yang memahami struktur tanah dan pertambangan Indonesia. Setelah dibujuk sekuat tenaga, Acosta akhirnya bersedia jadi partner bagi hasil 50:50 Kenny Wells.
Ternyata, menambang emas sama sekali engga segampang cerita orang-orang. Wells dan Acosta gagal berkali-kali. Suasana makin parah karena kedatangan mereka di pedalaman Kalimantan engga disambut baik warga lokal dan malaria mengancam nyawa Wells di tengah hutan.
Kondisi miris itu terus berlangsung hingga akhirnya Wells dan Acosta muter otak untuk mengeluarkan sepeser terakhir tabungan mereka untuk menggali sekali lagi. Hasil riset galian ternyata positif. Kabar penemuan tambang emas ini merebak, investor berdatangan, dan mendadak mereka jadi banyak teman. Namun, hampir semuanya berteman cuma karena pengen kecipratan emas.
Unsur bromance
Meski udah bergelimang harta dan diterpa banyak banget konflik, Wells-Acosta tetep bromance. Puncak persahabatannya terasa waktu Well ditinggal pergi pacarnya, Kay (Bryce Dallas Howard) beberapa saat sebelum menerima penghargaan penambang terbaik.
Sutradara Stephen Gaghan juga perlu diapresiasi karena bikin adegan bromance itu menyentuh. Naskah buatan Patrick Massett dan John Zinman yang penuh ceng-cengan bikin persahabatan dua cowok luntang-lantung ini “cowok banget.”
Kolaborasi keduanya juga pas. Dalam pertambangan yang lagi mereka bangun, Wells merupakan simbol semangat sementara Acosta adalah otaknya. Kalo engga ada Wells, rencana-rencana brilian Acosta mungkin engga bakal berjalan.
Urusan percintaannya terasa standar
Akan tetapi, roller coaster percintaan Kenny Wells terasa standar banget. Kamu yang udah pernah nonton film dengan cerita orang susah yang mendadak kaya raya pasti bisa nebak jalan ceritanya.
Yup. Wells yang mendadak dapat duit jadi suka hura-hura. Pada akhirnya, ketemu cewek lain dan ninggalin cewek lamanya. Setelah hartanya habis, baru deh disadari kalo sebenernya doi salah langkah.
Kisah cinta model gitu kan ada juga di film “Wolf of Wall Street” (2013) dan “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” (2013). Ngomong-ngomong soal “Wolf of Wall Street,” karakter McConaughey mirip banget dengan perannya di film tentang pialang saham Wall Street, New York itu.
Berani banget
Wells-Acosta juga perlu berhadapan sama pemerintah Indonesia era Presiden Suharto. Di film itu, digambarin kalo pemerintah Indonesia gampang banget dibeli dan keliatannya cuma kayak tentara bayaran aja. Salah satu pesaing duet bromance itu emang ada yang manfaatin koneksi dan uangnya buat ngebeli Indonesia.
Mungkin itu cuma jadi kritik, tapi kritiknya berani banget. Foto-foto Suharto dan keluarganya bener-bener ditampilin dalam film. Udah gitu, loreng seragam, tanda nama, pangkat, dan beserta baret oknum TNI jahatnya keliatan jelas.
Film ini juga munculin anak presiden Suharto yang namanya dipelesetin jadi Danny Suharto. Doi digambarin sebagai anak tunggal tukang hura-hura yang selalu gagal ngebangun bisnis keluarga.
Mirip cerita dalam sejarah
Sutradara Stephen Gaghan mungkin sengaja bikin kemiripan yang dipelesetin di sana-sini karena plot dalam filmnya mirip dengan cerita dalam sejarah. Pada era 1990an, terjadi Skandal Emas Busang, Kalimantan Timur.
Penipuan besar-besaran yang dibuat Perusahaan Bre-X itu bikin hampir seluruh dunia rugi bandar, seperti yang ada di film. Skandalnya jelas engga bakal diceritain di sini karena bisa-bisa spoiler filmnya.
Genmuda.com cuma bisa bilang kalo cerita Skandan Busang jauh lebih rumit karena ngelibatin berbagai pihak yang mau menang sendiri. Sementara itu, film “Gold” lebih fokus sama upaya Wells mengejar mimpinya jadi penambang emas meski diterpa banyak banget rintangan dan pengkhianatan.
Bagaimanapun juga, naskah dan keberanian sutradara nampilin unsur-unsur yang terasa Indonesia banget itu perlu diapresiasi layaknya akting semua talent yang terlibat.
(sds)