Genmuda – Sentuhan visual menakjubkan dan jalan cerita emosional khas film Pixar kembali lagi menghibur Kawan Muda lewat film “Coco.” Terinspirasi dari kebudayaan Meksiko, “Dia de Muertos” atau Hari Orang Mati, film penuh warna ini kembali digarap oleh sutradara Lee Unkrich “Toy Story 3” (2010).
Seenggaknya dibutuhkan waktu lebih dari 6 tahun bagi Pixar untuk menggarap film ini. Punya berbagai pesan penting tentang cita-cita dan keluarga, kayak gimana ya filmnya? Langsung aja kamu baca review Genmuda.com minggu ini.
Kehidupan antar dua dunia berbeda
Penonton disambut untuk mendengarkan prolog dari Miguel (Anthony Gonzalez) menceritakan silsilah keluarganya yang bernama Riviera. Saat dahulu kala kakek buyutnya meninggalkan istri dan seorang anaknya untuk menjadi seorang musisi terkenal.
Tak kunjung pulang dan memberikan kabar, nenek buyut Miguel berusaha move on dengan menyingkirkan semua hal yang berhubungan dengan musik. Ia berusaha menghidupkan putri sematawayangnya, Coco (Ana Ofelia Murguia), dengan membuat sepatu.
Berabad-abad berlalu tradisi membuat sepatu itu terus berlangsung hingga menjadi bisnis keluarga besar Riviera yang diturunkan kepada Miguel. Namun di balik semuanya, Miguel ternyata mempunyai ambisi untuk menjadi musisi seperti layaknya sang idola, Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt).
Demi membuktikannya, ia bertekat untuk tampil dalam acara festival musik perayaan “Dia de Muertos” dengan meminjam gitar dari makam idolanya. Tanpa sadar, ternyata gitar tersebut mengirim Miguel ke Negeri Orang Mati. Di sana ia bertemu dengan para leluhurnya, termasuk nenek buyutnya yang melarang keluarganya bermain musik, Mama Imelda (Alanna Ubach).
Untuk bisa kembali ke Negeri Orang Hidup dalam keadaan utuh ia berusaha mendapatkan restu dari Ernesto sebelum matahari terbit lewat bantuan dari Hector (Gael Garcia Bernal), dengan syarat Miguel harus menaruh foto Hector ke keluarganya sehingga ia tidak dilupakan dan menghilang selamanya.
Ceritanya mudah ditebak, tapi ‘formula’ Pixar sukses bikin penonton baper
Secara garis besar, “Coco” emang punya jalan cerita yang sederhana tapi sangat berkesan seperti film “Up” (2009) dan “Toy Story 3” (2010). Kamu bisa menikmati kisah dua sahabat (Miguel dan Hector) dan cinta dari keluarga.
Unkrich dan Adrian Molina (selaku asisten sutradara dan pencetus ide film ini) juga berhasil mengembangkan jalan ceritanya lebih berkesan. Semua formula pendukung seperti musik, kedetilan gambar, serta unsur kebudayaan aslinya seolah melebur dalam cerita film. Gak perlu embel-embel humor jaman sekarang atau jadiin lagu pop sebagai soundtracknya, “Coco” udah menjadi film animasi yang sangat indah.
Tanpa mengurangi tradisi asli Meksiko, sepanjang film penonton disajikan esensi penting dari “Dia de Muertos” yaitu, akan pentingnya mengingat leluhur dan asal-usul keluarga kita sendiri. Lewat Miguel, kamu mungkin akan bertanya-tanya apakah cita-cita bisa mengalahkan kasih sayang keluarga. Menarik bukan?
Sebagai klimaks, Genmuda.com cuma bisa memberikan jaminan kalo film ini sanggup membuat suasana mengharu biru, atau minimal bikin mata kamu berkaca-kaca. Jadi gak ada salahnya buat masukin film animasi dari Disney dan Pixar ini dalam movie wishlist kamu bulan ini. Feliz Viendo!