Genmuda – Harapan warga Inggris akan football to be coming home akhir pupus pada Kamis (12/6) dini hari. Berkat gol Perisic dan Mandzukic, Kroasia memastikan masuk final untuk bertemu Prancis.
Kroasia vs Inggris awalnya sama kuat. Pertandingan berlangsung hingga babak extra time. Lewat tendangan bebas, Trippier nyumbang 1 gol untuk Inggris lewat tendangan bebas. Babak selanjutnya, Perisic sambut umpan lambung dari kanan lapangan dengan baik. Dua kali 45 menit berakhir dengan skor 1-1.
Babak pertama extra time, Inggris punya kesempatan emas mencetak satu angka lewat tendangan bebas. Tapi, kesempatan tersebut gagal karena bola sundulan mentok ke kepala pemain Kroasia.
Saat banyak pihak mengira Kroasia akan memperpanjang pertandingan ke adu penalti seperti pertandingan sebelumnya, ternyata enggak. Mario Mandzukic mencuri kesempatan saat pemain belakang inggris lengah di babak kedua extra time. Skor berbalik 2-1 buat Kroasia.
Inggris tersungkur, Kroasia pun kali pertama masuk final Piala Dunia hadapi juara 1998. Begini head-to-head kedua finalis tersebut:
Prancis unggul kompetisi
Dari 5 pertandingan persahabatan, Prancis menang 3 kali. Itu terjadi pada periode 1998-2000, ketika Kroasia masih belum punya gaya permainan seperti sekarang. Setelah generasi emas pesepakbola Kroasia mulai mekar periode 2004-2011, Prancis cuma bisa imbang melawan Kroasia.
Lloris vs Subasic
Kedua kiper tampil gemilang dengan banyak aksi penyelamatan. Dari segi style, Lloris jagonya. Dari segi efektivitas jaga gawang, Subasic enggak kalah jago. Statistik FIFA bilang, kiper Kroasia itu sukses selamatkan gawang dari 75% serangan sementara kiper Prancis cuma 73,3%.
Umtiti-Varane vs Vida-Lovren
Meski fokus pada ofensif, manajer kedua tim gak lupa untuk menempa pemain belakangnya. Di kubu Prancis, ada Samuel Umtiti dan Varane. Ditotal, keduanya sukses 67 kali merebut bola dan 62 clearance.
Di kubu Kroasia ada duet Domagoj Vida dan Dejan Lovren yang berhasil 72 kali merebut bola dan 54 kali clearance. Artinya, lini belakang Kroasia lebih unggul mencuri bola dan lebih suka ngoper bola ke teman satu tim ketimbang membuangnya (clearance).
Kante vs Modric
Lapangan tengah ada Ngolo Kante sementara lapangan tengah Kroasia dikuasai Modric. Kata statistik FIFA, peran Modric lebih keliatan dibanding Kante. Soalnya, Modric berhasil mengumpan dengan tepat sebanyak 368 kali sementara Kante cuma 317 kali sepanjang Piala Dunia 2018.
Mbappe vs Mandzukic
Mbappe unggul dari pemain manapun karena usianya muda dan doi punya ambisi. Buat Prancis, pemain yang mukanya mirip Dida (kiper Brazil era 2000-an) itu mencetak total 3 gol sepanjang kompetisi.
Sementara itu, Mandzukic punya pengalaman yang dibutuhin supaya timnya menang. Gak ngotot, Super Mario Mandzukic mencetak 2 angka buat Kroasia. Itu bentuk bagi-bagi kesempatan ke rekan satu tim karena Modric dan Perisic juga cetak 2 angka.
Kesimpulannya, sejarah membuktikan Prancis unggul dari Kroasia tapi skill individu pemain Kroasia saat ini unggul dari anak-anak Les Blues. Apakah sejarah bakal terulang atau malah trofi Piala Dunia akan tiba ke rumah baru? Kita tonton aja Final Piala Dunia di Luzhniki Stadium, 15 Juli nanti! (sds)