Genmuda – Inggris pesta gol saat lawan Panama, 24 Juni WIB. Babak pertama aja, Inggris unggul 6-1. Kebanyakan skor diperoleh pada babak pertama.
Dua angka dari penalti yang diambil Kane. Dua angka dari Stones. Lalu, satu angka dari Lingard. Itu baru dari babak pertama. Jelang menit ke-70, Kane ngejebolin satu gol tambahan.
Keunggulan Inggris diperkecil berkat gol warbyasya-kerennya-kayak-di-kartun-Jepang dari Balloy. Panama pecah telor. Skor 6-1 gak berubah hingga ke akhir.
Secara umum, pertandingan berjalan penuh peluk-peluk, jatuh, dan protes. Buat lebih jelas (sekalian mengingatkan kita akan pesta gol Inggris), ini poin-poin penting pada pertandingannya.
Gol terbaik: Felipe Baloy
Satu-satunya gol Panama adalah yang terbaik menurut Genmuda.com. Gol itu tercipta dari kaki pemain tertua Panama, Felipe Baloy jelang menit 80.
Awalnya, Panama diberi jatah free kick dari tengah lapangan Inggris. Bola dilambungkan dengan ‘ganteng’ ke tengah kotak penalti. Baloy sprint dan menendang bola dengan tendangan sliding tackle.
Bola masuk dengan apik. Gol itu pun bebas protes. Posisi pemain Panama gak ada yang offside.
Wasit yang tidak adil pada semua pihak
Pada sepak sudut jelang gol pertama Inggris, para pemain The Three Lions dijaga ketat oleh lini belakang Panama. Saking ketatnya, Kane dan Lingard sampai didorong sambil dipeluk sama pemain Panama yang berusaha menjauhkan mereka dari bola.
Meski pada akhirnya bola berhasil disundul dengan ntaps oleh Stones, adegan gulat itu gak diperhatikan wasit, Gehad Grisha dari Mesir. Situasinya hampir kayak Mohamed Salah dibanting plus dikunci tangannya oleh Sergio Ramos.
Ketidakadilan wasit gak berhenti di situ. Hampir 50% gol Inggris sepatutnya layak dianulir lantaran offside. Video Assistance Refferee (VAR) dan siaran ulang menyatakan itu. Namun, keputusan wasit tetap bulat.
Kalo wasitnya gak adil sama semua pihak, berarti sang wasit termasuk adil dan konsisten menjalankan tugasnya.
Sebenarnya, Inggris gak bagus-bagus banget
Ketika turun minum, komentator di studio penyiar Piala Dunia 2018 untuk Indonesia bilang, “Inggris main bagus. Bola mengalir deras. Penempatan pemain mereka sulit ditebak.”
Asal tau aja ya, gaes. Itu adalah bentuk romantisisme terhadap jalannya pertandingan. “Bola mengalir deras” bisa diartikan sebagai bola yang diumpan lambung dengan harapan berhasil diambil kawan di depan. Aslinya, gak keambil juga.
Sementara itu, “Penempatan yang sulit ditebak” bisa berarti memang posisi pemain Inggris yang acakadut. Keseringan, satu pemain bisa berada begitu dekat dengan pemegang bola tanpa ngasih kontribusi apapun.
Namun demikian, Panama juga gak lebih baik dari Inggris. Pemain Panama larinya cepat banget. Body-balance mereka kuat-kuat. Tapi sayang, gak banyak yang jago mencetak angka saat berhadapan dengan gawang Inggris.
Komentator asing yang gak kalah lebay
Entah kenapa, komentator asing selalu ngomong bahwa ini adalah “World Cup Final.” WTF, men! Inggris panama itu masih babak penyisihan, bahkan bukan pertandingan terakhir fase grup.
Babak 16 besar baru akan dilaksanakan 1 Juli dan pertandingan yang benar-benar Final penentu Juara Dunia pada 15 Juli. Biar aja deh. Namanya juga komentator asing. Cieee gitu! (sds)