Sabtu, 2 November 2024
Hiburan

Kaitan 5 Fakta Sejarah dengan Film ‘The Magnificent Seven’

via Genmuda.comKi-ka: Martin Sensmeier (Red Harvest), Denzel Washington (Sam Chisolm), Manuel Garcia-Rulfo (Vasquez), Byung-hun Lee (Billy Rock), Josh Faraday (Chris Pratt), Vincent D'Onofrio (Jack Horne), dan Ethan Hawke (Robicheaux). (Sumber: Istimewa)

Genmuda – Film legendaris Asia kembali diadaptasi sama Hollywood. Kali ini, film ‘The Magnificent Seven’ terinspirasi oleh kisah ‘Seven Samurai’ karya Akira Kurosawa, Shinobu Hashimoto, dan Hideo Oguni.

Selain ‘The Magnificent Seven’ yang baru aja rilis, sebelumnya Hollywood udah sekali meluncurkan film serupa pada tahun 1960 dan disutradarai sama John Sturges. Dan di tahun ini giliran Antoine Fuqua yang menjadi sutrada.

Kayak 2 film sebelumnya, TMS 2016 bakal banyak banget mengandung fakta sejarah. Percaya gak percaya, film ini punya 5 fakta sejarah yang jarang orang tau. Jadi buat kamu yang udah atau belum nonton filmnya semoga fakta berikut bisa menambah wawasan kamu. Cekidot!

1. Koboi kok kulit hitam?

via afro.com
Sam Chisolm. (Sumber: afro.com)

Di film ini, Fuqua milih Denzel Washington (Sam Chisolm) sebagai pemeran utama sekaligus pemimpin The Magnificent Seven. Well, kalo dipikir-pikir, film ini mengunakan latar tahun 1870-an. Dan kalo ada koboi berkulit hitam di Amerika Serikat pada saat itu, jelas jadi suatu yang mustahil.

Walau sekarang sistem perbudakan orang kulit hitam di Amerika Serikat udah terhapuskan dan mereka punya kehidupan yang setara. Namun para kulit putih (terutama yang erat sama kehidupan perbudakan) masih menggangap orang kulit hitam sebagai warga kelas dua.

2. Chisolm dan Robicheaux: dari lawan jadi kawan

via collider.com
“Goodnight” Robicheaux. (Sumber: collider.com)

Film ini juga bakal nunjukin persahabatan Chisolm dengan Robicheaux yang diperanin sama Ethan Hawke. Mereka ini merupakan veteran Perang Sipil Amerika Serikat (1861-1865) dari kubu yang berbeda. Chisolm berasal dari kubu Federasi (pro-kebebasan) sementara Robicheaux dari kubu Konfederasi (pro-perbudakan).

Perang Sipil AS menyebabkan 700 ribu – 900 ribu warga AS tewas. Perang saudara itu jadi memori buruk, baik dalam sejarah AS, atau pun di benak veteran yang mempertaruhkan nyawanya. Engga jarang, ada veteran yang sampai kena trauma mendalam.

3. Kok ada koboi Asia?

via YouTube
Billy Rock. (Sumber: YouTube.com)

Seperti yang keliatan di poster, TMS 2016 bakal menghadirkan sesosok koboi bermata sipit. Doi adalah Byung-hun Lee, aktor Korea Selatan yang meranin tokoh Billy Rock. Keputusan Fuqua buat milih orang Asia jadi koboi sama sekali bukan tanpa sebab.

Soalnya, saat Amerika Serikat kedatangan warga Asia, –terutama dari Tiongkok, sejak abad ke-16. Di tahun 1870-an jumlah mereka kembali bertambah karena dikontrak sebagai buruh pembangun rel kereta. Ada yang selamanya tetap jadi buruh/budak, ada juga yang membelot dan mencari jalan hidup sendiri.

4. Orang kulit hitam kok bisa damai sama orang Indian?

via YouTube.com
Red Harvest (Sumber: YouTube.com)

Salah satu anggota Magnificent Seven juga ada yang orang Indian, lebih tepatnya warga Amerika asli dari suku Comanche. Di film ini, sosok itu diperanin Martin Sensmeier (Red Harvest). Bisakah orang kulit putih berdamai sama orang Indian?

Bisa. Menurut studi, warga Indian cuma nyerang orang lain kalo daerah sakral, hewan buruan, atau tempat tinggal mereka diganggu. Engga percaya? Buktinya warga Eropa yang pertama kali bermukim di Virginia, Amerika Serikat (Pilgrim) bisa bahu-membahu sama warga lokal buat survive. Mereka saling menghormati sebelum warga kulit putih ngerampas lahan orang lokal.

5. Waktu itu inflasi mata uang belum segede sekarang

via Flickeringmyth.com
Vasquez, si bandit yang direkrut Magnificent Seven. (Sumber: flickeringmyth.com)

Waktu jaman itu, uang seharga 75 dolar aja udah bisa beli kuda. Kalo dijaman sekarang pasti engga bakalan cukup. At least, kalo kamu butuh sebuah kendaraan. Namun, settingan latar di film jika dikaitkan sama data dari Inflationdata.com cukup masuk akal.

Situs itu mencatat kalo 75 dolar di tahun 1914 setara dengan uang sebanyak 1.800-an dolar AS (sekitar 20 jutaan rupiah). Ada kemungkinan, nilai 75 dolar jauh lebih besar lagi di tahun 1870-an. Karena itu, orang bisa berakhir bunuh-bunuhan cuma karena perkara 75 dolar. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.