Kalimat-Kalimat Basi yang Sering Diucapin Saat Wawancara Kerja (Sampe Capek Didengar Si Interviewer)
Genmuda – Saat kamu lagi ngelamar kerja, fase wawancara dalah salah satu fase paling menentukan, sekaligus paling bikin tegang. Soalnya, kamu harus berhadapan langsung sama interviewer (biasanya dari bagian HRD) dan ditanyain macam-macam.
Setelah lolos tahap tes tertulis dan psikotes, biasanya kamu bakalan nemuin fase wawancara. Nah disinilah nasib kamu bakalan ditentuin, apa kamu adalah kandidat yang cocok buat perusahaan tersebut, atau masih belum jodoh. Sebelnya lagi, semua itu ditentuin sama satu (atau bisa lebih) orang yang baru pertama kali ketemu sama kita, yaitu sang interviewer.
Sama aja kayak love at first sight, kamu harus nyari cara dan muter otak gimana caranya si interviewer tertarik sama kamu, dan ngasih kamu poin plus biar lolos tahapan ini. Disitulah kamu mulai ngepromosiin diri kamu, sampe muji-muji (calon) perusahaan.
Ini nih beberapa kalimat “manis” yang sering banget (dan hampir diucapin semua orang) saat wawancara kerja. Saking seringnya didengar, si interviewer kadang sampe capek. Plis deh, kamu sama aja sama cowok-cowok lainnya! Hih!
- “Saya pekerja keras”
Kamu mungkin pengen ngeyakinin perusahaan kalau kamu bakalan giat dan bersungguh-sungguh kerja kalau diterima. Tapi saking seringnya diucapin sama banyak orang, kalimat itu jadi engga bermakna lagi.
Kata Patricia Antonelli, seorang direktur program dan konseling karir Boston University’s Center for Career Development, “Daripada menggunakan frase yang biasa, lebih baik lagi jika Anda bisa memberikan contoh singkat bagaimana Anda mampu bekerja keras.”
Jadi, kamu bisa cerita dikit (engga usah kepanjangan sampe dua jam) ke sang pewawancara gimana pengalaman kamu dulu di kantor sebelumnya, atau kegiatan-kegiatan yang pernah kamu ikutin di kampus dan apa peranan kamu.
- “Saya orangnya sangat fleksibel”
Fleksibel kayak apa nih, maksudnya bisa ngetik sambil kayang gitu? Menurut Bu Antonelli lagi, kalimat-kalimat kayak gini sebenernya “ambigu” dan engga jelas buat si interviewer. Lebih baik kalau kamu bisa ngejelasin secara singat dan padat, apa aja kelebihan kamu dan contoh riilnya. Jadi, usahakan buat selalu nyertain contoh pengalaman yang udah pernah kamu lakuin.
- “Saya rasa saya memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan ini”
Kalau kamu sendiri bisa menilai kamu memenuhi kualifikasi, terus apa gunanya ibu/bapak HRD dong? So, biarkanlah mereka aja yang menilai kita, karena itu yang jadi tugasnya mereka. Pada saat wawancara, tugas kamu adalah ngeyakinin secara nyata kalau kamu memenuhi kualifikasi.
- “Kalau saya dikasih kesempatan…..”
Ih, kayak mantan yang abis selingkuh trus pengen balikan, minta-minta kesempatan! Mungkin kamu bisa ngeganti kalimatnya dengan kalimat yang lebih optimis dan engga melas-melas banget. Contohnya, “jika saya bekerja di perusahaan ini…..”
- “Saya sangat mengagumi perusahaan ini”
Kecuali kamu udah benar-benar mempelajari tentang perusahaan yang kamu tuju itu, jangan “ngejilat” dengan terlalu lebay ya Kawan Muda. Contohnya, “Saya suka banget Pak perusahaan ini! Benar! Sukanya ngelebihin sama pacar sendiri pokoknya, suer!” terus giliran ditanya, apa yang bikin kamu suka, kamu cuma bisa diam dan bingung mau jawab apa. Jadi usahain riset dulu dan puji lah perusahaan dengan secukupnya.
- “Umm….”, “eh…”, “hah?”
Biasanya, kata-kata ini bakalan engga sengaja keluar dari mulut kamu kalau lagi deg-degan abis. Kamu jadi gagap dan engga tahu mau ngomong apa. Dan celakanya lagi, kebanyakan orang gagal di fase wawancara gara-gara ini. Jadi sebelum kamu masuk ke ruangan interview, jangan lupa berdoa dulu dan tarik nafas panjang-panjang biar engga gugup. Inget, yang nanyain kita masih sama-sama manusia kok, belum ditanya malaikat.
Nah, sekarang udah siap buat wawancara? Semoga berhasil ya Kawan Muda! Inget, kesan pertama itu penting banget loh, jadi maksimalin penampilan kamu dan jadilah diri sendiri ya! Good luck! (sds)