Kisah Kehidupan Keluarga Pullman di Film ‘Wonder’ Ninggalin Haru, Tawa, dan Inspirasi
Genmuda – Berhasil dengan film “Now You See Me 2” (2016), kini Lionsgate kembali mencoba peruntungannya dengan menggarap Film “Wonder”. Menggaet Sutradara Stephen Chbosky yang berhasil lewat “The Perks of Being a Wallflower” (2012). Naskah garapan Steve Conrad beserta Jack Thome dipercaya ngena ke penonton.
Meski mengalami perombakan crew sejak 2012, film yang diadaptasi dari Novel RJ Palaccio dengan judul yang sama ini berhasil rilis 17 November lalu di Amerika Serikat. Penasaran banget sama film yang satu ini? Simak aja reviewnya, nih.
Realita vs ekspektasi
Saat menit pertama dimulai, penonton disajikan dengan prolog oleh Auggie Pullman (Jacob Trembley) yang bercerita mengenai dirinya. Terlahir dengan proses normal lantas tidak membuat segalanya berjalan lancar.
Divonis mengidap mandibulofacial dysostosis, sebuah kelainan gen yang merusak gen, membuat dia harus beberapa kali dioperasi semenjak kelahirannya. Operasi belasan kali tetap gak bikin wajahnya seperti wajah anak-anak seusianya.
Perbedaan Auggie dengan anak lainnya ini membuatnya harus sekolah di rumah dengan sang ibu, Isabel Pullman (Julia Roberts). Keadaan fisik yang tidak biasa gak bikin Auggie berhenti bermimpi. Kesukaannya terhadap Sains mendorongnya jadi seorang astronom.
Helm astronot yang didapatnya di hari natal jadi benda kesayangan. Selain mendekatkan dia pada impiannya, helm itu juga untuk menutupi wajah tiap kali keluar rumah. Jelang kelas 5, Isabel maskin Auggie ke sekolah umum.
Perdebatan dengan sang suami, Nate Pullman (Owen Wilson) sempat terjadi. Akhirnya, diputusin kalo Auggie dimasukin ke Sekolah Beecher Prep. Hari pertama bersekolah juga menjadi hari pertamanya keluar rumah tanpa helm astronot.
Berjalan menuju kelas dengan semua tatapan aneh menuju kepadanya membuat ia harus berkhayal membayangkan dirinya sebagai astronom yang dibanggakan. Untunglah ada Jack Will (Noah Jupe) yang bersedia jadi teman pertamanya.
Meski gak punya banyak teman, Augie terkenal akan kepandaiannya di kelas. Perayaan hari Halloween yang dinantikan Auggie justru menjadi hari buruk bagi persahabatan Auggie dan Jack. Cerita selanjutnya nonton sendiri aja kali, ya.
Pendalaman kisah tiap tokoh yang mantap
Beda dari kebanyakan film yang terlalu fokus ceritain tokoh utama, “Wonder” sama sekali gak lupain orang-orang di sekitar Auggie. Ibarat tata surya, Auggie adalah matahari dengan banyak planet mengelilinginya.
Tiap planet punya kisah masing-masing yang terceritakan sehingga penonton bisa pahami alur cerita dengan cepat. Ketika cerita itu dirangkai, jadilah sebuah kisah hidup menyentuh tentang seorang anak dengan bentuk fisik berbeda yang jadi korban bullying teman sekolah.
Akting mantap
Jacob Trembley tunjukin kualitas yang luar biasa meski usia masih anak-anak. Dia peranin karakter korban bullying dengan ekspresi, intonasi, dan dialog yang memancing emosi penonton. Karier akting pastilah terbentang luas di hadapannya.
Kepolosan seorang anak ketika menangis dan merasa terpojok mampu dia sajiin dengan baik. Berkat kemampuan aktingnya itulah penonton ngerasain beberapa momen yang bikin banjir air mata. Jangan lupa bawa tisue atau sapu tangan.
Banyak emosi
Selain sedih, film ini juga tawarin lawakan tepat sasaran yang dilontarin Owen Wilson selaku ayah Auggie. Candaan khas anak kecil juga memberikan kesan situasi yang natural. Meski gak berfokus pada satu titik klimaks, film ini mampu menarik keluar emosi terutama saat adegan yang berbau bullying.
Film yang dilengkapi dengan soundtrack yang melengkapi warna alur cerita ini menyisipkan nilai moral betapa tindak bullying bisa memberi dampak negatif bagi sang korban. Dan, bahwa mimpi itu bisa dimiliki oleh siapapun juga disuguhkan melalui naskah cerita film ini.