Genmuda – Kemenangan tiga gol tanpa balas Persija terhadap Bali United di final Piala Presiden, 17 Februari lalu dilirik sejumlah media Eropa. Salah satunya adalah Nogometplus yang nulis judul berita “Marko Simic bawa Persija Jakarta Raih Piala.”
Pada pertandingan lawan Bali United, pemain bernomor punggung 9 yang jadi sorotan media Kroasia itu cetak dua gol pada menit 20 dan injury time babak pertama. Satu gol lagi dicetak Novri Setiawan pada menit 62.
Bedasarkan performa gemilangnya sepanjang pertandingan, Simic yang dijuluki Super Simic raih gelar Pemain Terbaik Piala Presiden. Dia juga sabet tambahan hadiah 150 juta rupiah karena juga rebut penghargaan Top Scorer dengan 11 gol dalam 7 pertandingan Persija.
Prestasi gemilang doi ternyata dipupuk dari perjalanan masa mudanya, jauh sebelum usianya menginjak 30 tahun. Bisa dibilang, Simic jago karena ditempa dari dulu. Ini buktinya.
Alumni Kroasia U-21
Anak-anak Kroasia U-21 sebelum 2009 berisi beberapa pemain bintang. Di antaranya adalah Ivan Rakitic yang sekarang berbaju merah marun – biru navy Barcelona FC. Ada juga Ivan Perisic yang sekarang berlaga di Intermilan.
Mario Mandzukic yang jadi semacam andalan di Juventus pun adalah alumni Kroasia U-21. Ketiga raksasa sepakbola itu pernah bertukar pikiran, omelan, dan cerita bareng Simic yang juga merupakan anggota tim itu.
Sempat terombang-ambing di banyak liga
Lain dari Rakitic, Perisic, dan Mandzukic yang langsung tancapkan kaki ke liga-liga bergengsi Eropa, Simic harus mengalami keterombang-ambingan nasib di berbagai negara.
Tahun 2008, doi main di klub Daugava pada liga sepakbola Latvia. Setahun berikutnya, pindah ke klub Khimki dalam kompetisi Liga Primer Rusia. Tahun berikutnya lagi, pulang kampung ke Kroasia di klub Lokomotiva.
Musim pertandingan berikutnya, dia pindah lagi ke klub Vasas di Liga Hungaria. Kemudian, Ferencavaros yang juga di Liga Hungaria menerima doi pada musim yang sama.
Tahun 2012-13, dia main pada klub Belchatow di Liga Polandia lalu pindah ke Mura 05 yang tergabung di Liga Slovenia. Tahun 2014-2015, dia main di Pordenone FC Serie C Italia. Tahun 2015-2016, dia berkutat di liga Vietnam dengan status free transfer. Kasian.
Berjaya di Malaysia
Setelah di Vietnam dia pindah ke Liga Premier Malaysia bersama Negeri Sembilan FC. Dari situlah kariernya menanjak lagi secara perlahan tapi pasti. Kalo diuangin, Marko Simic era Pordenone (2015) setara sama 75.000 euro.
Ketika doi masuk Negeri Sembilan FA (2017), angkanya naik jadi 100.000 euro. Saat pindah ke Melaka United yang juga klub Liga Malaysia, Simic setara dengan 200.000 euro menurut transfermarkt.com.
Samakan rekor Cristian Gonzales
Nilai Super Simic pastinya meningkat lagi (mungkin sampai 2 kali lipat) lantaran bawa Persija menang meski baru gabung dua bulan di klub tersebut. Perolehan golnya di Piala Presiden pun setara kayak jumlah gol Cristian Gonzales bersama Arema FC di Piala Presiden 2017.
Semoga aja kisah hidup Marko Simic bisa jadi motivasi buat Kawan Muda yang merasa terombang-ambing dalam hidup. Jangan nyerah. Asalkan terus usaha, pasti kamu juga bisa sukses kayak Simic di Persija. Semangat! (sds)