Sabtu, 2 November 2024

Genmuda – Setalah resmi meluncur pada 6 September 2018, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) lewat GoStartupIndonesia (GSI) menggelar acara GSI Scale Con pada, Senin (3/12), di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta.

Konferensi yang baru pertama kali diadakan ini didatangi lebih dari dua ribu peserta mulai dari kalangan pegiat teknologi, startup, korporasi, investor, media, pengusaha, akademisi, dan komunitas. Bekerjasama sama dengan Mandiri Capital Indonesia acara ini merupakan rangkaian final pitching competition, talkshow, dan mentoring.

Seenggaknya terdapat 15 startup dari Surabaya, Yogyakarta, Batam, Medan, Bali, Bandung, dan Jakarta yang masuk ke tahap final pitching setelah proses kurasi oleh Bekraf yang melibatkan inkubator, akselerator, serta coworking space.

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, bilang bahwa dari proses kurasi tersebut salah satu kriteria yang penting adalah startup tersebut dapat memberikan dampak sosial.

“Saat proses roadshow di tujuh kota selain punya dampak sosial, fokus (startup) pada subsektor aplikasi digital juga menjadi yang paling banyak.” ungkap Fadjar.

Tiga subsektor potensial di Indonesia

©Genmuda.com/2018 TIM
Pengunjung Marvel Creative Day Out 2018 memotret produk yang terinspirasi dari superhero Marvel. ©Genmuda.com/2018 TIM

Selain itu ada pula tiga subsektor lainnya yang diprediksi akan tumbuh cepat di Indonesia, yakni kuliner, fashion, dan kriya. Fadjar menyebutkan bahwa ketiga subsektor tersebut sangat penting untuk berkolaborasi dengan subsektor aplikasi digital.

“Misalkan kuliner ada Go-Food, atau banyak juga kawan-kawan di subsektor fashion dan kriya yang memanfaatkan pemasarannya lewat market place atau sosial media.” tambah Fadjar.

Dirinya juga menyebutkan jika ke depan salah satu hal yang paling penting dari terciptanya ekosistem yang baik di Indonesia adalah melalui konten yang bisa dinikmati ke berbagai subsektor.

Menyiapkan ekosistem startup yang baik

Ilustrasi: Shutterstock

GSI Scale Con sendiri bertujuan untuk menghubungkan berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem startup mulai dari pemerintah, ahli di bidang teknologi, penggiat startup hingga para investor, dan mendorong semakin banyak startup untuk IPO (Initial Public Offering).

“Kami ingin bangun ekosistem startup kreatif lebih baik, ini tidak bisa hanya dilakukan kami. Jadi, kami libatkan stakeholder lain, termasuk pemerintah seperti BKPM dan Kemenkeu. Jika ekosistem berjalan baik maka risiko permodalan lebih terkendali,” ujar Fadjar.

“Dari sepanjang ide, early stage, growth, mature, itu dibutuhkan sumber permodalan yang berbeda-beda. Ini adalah ekosistem yang harus dilengkapi puzzlenya, tentunya itu semua harus dimulai dari hulunya.” jelasnya.

Direktur Akses Nonperbankan Bekraf Syaifullah berharap kehadiran GSI dapat membantu startup menggaet investor melalui pasar modal. Jadi gak melulu startup unicorn, gengs.

“Kami ingin arah alur yang jelas yang bisa direpelika startup lain jika kelak ingin mencatatkan diri di papan akelerasi khusus yang disediakan BEI. Ada tujuan baru yang lebih achievable, yaitu go public,” ucapnya.

Sementara itu Direktur Finance dari Mandiri Capital Hira Laksamana berharap jika acara ini dapat membantu para startup diakselerasi supaya bisa masuk ke BEI. “Kami harap dari GSI bisa masuk ke inkubasi startup Mandiri Capital,” tuturnya.

FYI, sejauh ini Mandiri Capital telah menerima sekitar 100 proposal pendanaan dari berbagai startup tetap yang deal cuma sepuluh aplikasi, dimana salah satu yang paling banyak ada di bidang fintech karena bisnisnya sejalan dengan induk usaha. (sds)

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.