Genmuda – Pemilihan lagu, tata artistik, dan penguasaan panggung dibutuhin banget dalam konser musik. Nama beken engga melulu ngejamin penonton menggila tanpa poin-poin tersebut.
Contoh nyatanya ada di Djakarta Warehouse Project 2017 hari pertama, Jumat malam (15/12) hingga Sabtu dini hari (16/12). Festival musik elektronik tahunan bikinan Ismaya Live itu kembali dihelat di Jakarta International Expo Kemayoran.
Area musiknya dibagi jadi tiga panggung. Panggung Garuda Land berisi penampil populer di Indonesia macam Marshmello, Flume, dan Tiesto. Panggung Cosmic Station berisi musisi-musisi bergenre trance, macam Marlo, Sander van Doorn, dan David Gravell.
Panggung Neon Jungle diisi penampil nge-trap, kayak Tony Romera, Slander, dan Zeds Dead. Meski gak dikenal-kenal amat, musisi yang bisa kuasai panggung, bertata artistik, dan punya pilihan lagu yang pas buat narik massa ke panggung masing-masing.
Udah panas meski langit baru gelap
Meski jam baru nunjukin pukul 19.00 WIB, waktu yang masih sore buat dunia EDM, DWP udah rame. Kepadatannya ketika itu terpusat di tengah dance floor Garuda Land.
Penonton di Neon Jungle pun gak kalah seru. Dari pantauan Genmuda.com, cuma area Cosmic Station aja yang penontonnya masih santai duduk-duduk kayak malu-malu kucing, padahal kepala udah manggut dan kaki menghentak ngikutin beat lagu.
Sejam kemudian, semua penonton menggila. Tapi, kehebohan pertama berasal dari Garuda Land, ketika MC manas-manasin penonton dan persembahin Devarra.
Bikin orang Malaysia terkesima
Penampilan Devarra ini yang terbilang paket komplit. Pertama, doi tampil dengan set list yang tepat. Doi ngambil bagian-bagian familiar dari lagu populer buat diremix, misalnya intro “Seven Nation Army” karya The White Stripes, reff “Let Me Go” karya Hailee Steinfield, reff “Lean On” karya Major Lazer, dan intro “Shape of You” karya Ed Sheeran.
“Lagu-lagunya dibawain tanpa jeda dan dia enerjik banget di atas panggung. Aku jadi terbawa suasana,” kata Abbegail (24), gadis asal Malaysia yang dateng cuma buat nonton Flume.
Temennya, Jacqueline (24) sependapat. Dia nambahin, “Dua penampilan sebelumnya asik. Tapi, aku lebih suka (Devarra).” Patricia Schuldtz dan Ray Ray lah yang tampil sebelum Devarra.
Gak lama setelah ngobrol, mereka kembali joget lantaran Robin Schulz naik panggung. Nama beken ini awalnya menarik orang joget ke tengah dance floor tapi itu gak lama. Schulz lebih fokus sama turn table dan nyuekin penonton sehingga beberapa dari mereka melipir untuk duduk.
Begitu doi ngasih aba-aba joget, baru deh penonton mulai liar lagi serasa gak ada hari esok untuk bersenang-senang.
Apapun alirannya, prinsipnya sama
Bergeser ke Cosmic Station, penonton lagi pada lupa daratan. Panggung sedang dikuasai DJ Junior dan MC Kyle. Keduanya sahut-sahutan dengan pas.
Ketika Junior ngasih beat pelan atau tanpa beat, Kyle manas-manasin penonton. Suasananya paling heboh saat doi mengabsen penonton dari sejumlah negara, misalnya Taiwan, Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan pastinya Indonesia.
Semuanya diminta “Put your hands up” atau “Let’s Party!” Tepat ketika kalimat perintah sang MC berakhir, beat DJ Junior kembali menghentak dengan bass getarin dada. Semua orang kembali lupa diri.
Gak pakai MC juga jadi!
Aba-aba dari MC cuma salah satu cara buat memprovokasi penonton. Cara lain ya dengan interaksi langsung sama sang DJ, kayak yang dilakuin DJ Marlo sepanjang penampilan.
Musisi beraliran trance itu gak henti-hentinya minta penonton supaya joget, tahan dulu, joget lagi, tahan lagi, dan joget lagi dengan isyarat lambaian tangan.
Saat dipanggil penonton yang histeris, doi juga gak ragu buat menjawab panggilan itu dengan senyum, atau ngasih simbol hati dengan kedua tangannya. Karena dimanja kayak gitu, mana ada penonton yang tega cuekin doi. Kecuali, mereka yang kecapean joget.
Kegilaan itu berlangsung bahkan ketika digit jam masih belum 00.00 loh, gaes. Penampilan Marshmello, Tiesto, Sander van Doorn, David Gravell, Zeds Dead, dan Zatox setelah dini hari lebih gokil lagi.
Mereka yang masih kuat joget menjelang fajar diajakin jalan ke klab malam Colosseum untuk ber-after party, alias pesta setelah pesta. Soalnya, Ilan Bluestone tampil di situ.
Buat yang beli tiket terusan, Jumat-Minggu dini hari ini pastilah momen gak terlupakan. Djakarta Warehouse Project emang paham bikin acara penghilang stres. (sds)