Genmuda – Kayaknya bukan cuma perilaku kasar doang nih yang udah jadi virus, Kawan Muda. Kebohongan ternyata juga bisa mewabah dan berubah jadi fakta kalau kamu sampein ke orang lain secara terus-menerus.
Efek kebenaran ilusi adalah sebuah gagasan bahwa jika kamu cukup sering ngulangin sesuatu, perlahan-lahan orang-orang bakal mulai percaya kalau hal tersebut memang benar adanya. Gagasan itu pun sebenarnya udah ada di dunia psikologi sejak tahun 1977, tapi lebih banyak bukti pendukungnya baru ditemuin belakangan ini.
Nah, menurut sebuah riset terbaru, efek teori ilusi sebenarnya punya efek yang lebih kuat dari yang bisa kamu bayangin. Soalnya, kamu cenderung bakal tetap percaya sama suatu kebohongan yang disampein berulang-ulang, bahkan jika kamu punya pengetahuan awal buat nyanggah kebohongan tersebut.
Dalam sebuah eksperimen yang diterbitin dalam ‘Journal of Experimental Psychology‘, para peneliti udah minta sekelompok siswa buat ngebaca suatu daftar pernyataan. Sebagian pernyataan pada daftar tersebut merupakan pernyataan benar atau salah, sedangkan yang lainnya merupakan pernyataan yang agak lebih rumit buat dinilai.
Para siswa kemudian diminta buat ngasih nilai ke setiap pernyataan, mulai dari 1 buat yang paling salah sampai 6 buat yang paling benar. Mereka pun habis itu diminta buat ngelakuin hal yang sama pada daftar lain, yang memuat beberapa pernyataan dari daftar tersebut.
Belum kelar sampai di situ, para siswa akhirnya dikasih beberapa kuesioner pilihan ganda buat nilai pengetahuan mereka yang sebenarnya dari beberapa pernyataan yang ada di daftar. Siapa sangka, bahkan saat mereka tahu mana jawaban yang benar, mereka cenderung masih bakal nilai kalau pernyataan salah yang bertentangan sama pengetahuan mereka itu benar.
Contohnya adalah para siswa udah tahu kalau kilt merupakan pakaian tradisional orang Skotlandia. Tapi, mereka akhirnya tetap bakal nganggap dan ngebenarin kalau pakaian tradisional orang Skotlandia adalah sari setelah mereka baca pernyataan tersebut berulang kali.
Dengan demikian, hal tersebut otomatis nunjukin orang-orang bakal tetap percaya sesuatu itu benar — bahkan saat mereka tahu itu engga benar — kalau mereka terus-terusan dikasih tahu soal hal itu. Hal yang sama pun berlaku pada kebohongan yang disampein berulang kali.
Meski begitu, kamu tetap bisa ngedeteksi kebohongan seseorang lewat sebuah cara sederhana kok, Kawan Muda. Kamu obrolin aja soal kebohongan itu dalam sebuah diskusi kelompok. Keefektifan cara tersebut udah dibuktiin sama para peneliti dari University of Chicago. (sds)