Sabtu, 2 November 2024

Genmuda – Hampir 30 tahun lebih sosok John Rambo melekat pada aktor senior Sylvester Stallone. Kini doi kembali hadir memerankan jagoan kekar tersebut, sekaligus menjadi film penutup Rambo yang nampaknya cukup membuka peluang lain bagi sang aktor.

Tanpa langsung kebanyakan basa-basi langsung aja lo simak review berikut ini sebelum lo memutuskan pergi ke bioskop. Cekidot!

Mantan veteran perang dengan belum move one

©Lionsgate/2019

Tanpa harus ngikutin film Rambo sebelum-sebelumnya penonton langsung bisa ngerti sama alur yang ditulis sendiri oleh Stallone. Dikisahkan Rambo (Sylvester Stallone) kini menjalani hidup di kampung halamannya di Amerika Serikat. Sebagai mantan veteran perang ia menyumbangkan pengalamannya untuk membantu polisi setempat.

Persis sama dengan istilah “Badan Rambo, hati Rinto.”, sepandai-pandainya Rambo akhirnya doi bisa galau juga. Sejago-jagonya Rambo ia pun gak bisa menyelamatkan semua orang. Inilah yang menjadi beban dari masa lalu yang sulit bikin doi move on sampai sekarang.

Gak mau menyia-nyiakan keluarga yang tersisa, Rambo kini tinggal di sebuah peternakan kecil untuk hidup dengan damai. Doi hidup dengan ibu dan keponakannya bernama, Gabrielle (Yvette Monreal), yang udah Rambo anggap sebagai anaknya sendiri.

Tensi film mulai naik ketika Gabrielle yang baru berusia 17 tahun ngotot ingin mencari ayah kandungnya yang telah meninggalkan dirinya dengan almarhum ibunya. Tapi namanya juga ABG, meski dilarang oleh nenek dan om-nya, ia malah nekad pergi sendirian ke Meksiko untuk menemui ayahnya berdasarkan informasi dari temannya.

Sialnya Gabrielle malah terjebak dalam sindikat perdagangan manusia untuk dijadikan PSK oleh mafia Meksiko. Di sinilah Rambo berusaha untuk menyelamatkan keponakan sematawayangnya sekaligus mengalami konflik batin dari beban masa lalu.

Cerita standar, aksi menantang

©Lionsgate/2019

Harus penulis akui bahwa cerita “Rambo: Last Blood” terbilang cukup aman dengan mengikuti tren film one man show dengan aktor kawakan sebagai bapak-bapak. Konfliknya juga gak jauh-jauh dari mantan veteran yang memilih hidup damai, namun diusik oleh mafia-mafia kroco.

Beruntung cerita standar itu didukung sama adegan full action. Lo bakal disuguhkan oleh aksi baku hantam, tembak-tembakan, ledakan, lengkap dengan rentetan adegan gore khas Rambo. Adrian Grunberg sebagai sutradara seolah gak rela ngasih penonton jeda untuk menghela nafas melihat aksi Rambo.

Kalo pun ada yang menjadi kurang atas film ini, penulis sih lebih memperhatikan pada efek CGI yang terkesan kurang rapih di berbagai adegan. Tapi itu semua terbayar lunas kok sama action yang ditawarkan.

Kesimpulan

©Lionsgate/2019

Tanpa harus jadi fansnya Rambo, lo bakal paham sama kemampuan beladiri sang jagoan. Nyaris selama 150 menit durasi film sang aktor terlihat total memerankan tokoh ikonik tersebut. Meksi om Sylvester pernah ngebocorin bahwa ini adalah film terkahir Rambo, tapi jika film ini sukses maka nggak menutup kemungkinan doi bakalan comeback entah jadi Rambo senior atau cuma duduk di bangku sutradara.

So, kalo lo pengen nonton film action dengan cerita ringan dan penuh aksi maka Genmuda.com menyarankan “Rambo: Last Blood” harus masuk ke wishlist daftar nonton. FYI, karena penuh adegan gore filmnya cuma boleh ditonton untuk penonton dewasa. Di Indonesia film ini mulai tayang mulai 18 September 2019.

Our Score

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.