Genmuda – Delapan tahun setelah Moana mengalahkan Teka dan menyelamatkan Te Fiti, Disney kembali membawa petualangan baru dalam Moana 2. Kayak gimana kelanjutannya? Simak langsung review Moana 2 dari Genmuda.com berikut ini!
Petualangan baru
Kali ini, Moana, yang kembali disuarakan oleh Auli’i Cravalho, menghadapi kutukan baru dari dewa jahat Nalo. Kutukan itu mengisolasi Pulau Motufetu, menghalangi koneksi antar-pulau. Moana harus kembali berlayar, menghadapi tantangan besar di lautan Oceania, dan berusaha menyelamatkan dunianya sekali lagi.
Meskipun ceritanya masih menghadirkan elemen aksi dan drama, perjalanan Moana terasa lebih eksternal dibandingkan film pertama. Moana telah berkembang menjadi pahlawan percaya diri, yang membuat sekuel ini lebih fokus pada aksi daripada perjalanan emosional.
Yang bagus dan yang kurang
Disutradarai oleh tiga sineas baru, David G. Derrick Jr., Jason Hand, dan Dana Ledoux Miller, Moana 2 tetap menghadirkan visual yang memukau. Dengan adegan yang mengalir dinamis dan monster laut yang memikat, seperti clam raksasa yang membelah gunung dan Nalo, dewa tornado laut berwarna ungu, film ini menjadi pesta visual bagi mata.
Namun, ada beberapa elemen yang terasa kurang. Musik, yang dulu menjadi kekuatan utama Moana, kini dikerjakan oleh Abigail Barlow dan Emily Bear. Lagu-lagu seperti “Beyond” dan “Get Lost” cukup menghibur dengan nuansa drum khas kepulauan, tapi sayangnya tidak sekuat “How Far I’ll Go” atau “You’re Welcome” karya Lin-Manuel Miranda. Tidak adanya Miranda terasa jelas, karena lagu-lagu baru lebih terdengar maksa dan sekedar ada
Maui, yang tetap disuarakan oleh Dwayne Johnson, masih menghadirkan humor dan pesonanya. Namun, karakter-karakter baru seperti Matangi, (Awhimai Fraser), tidak diberi cukup ruang untuk bersinar. Kru Moana yang terdiri dari Loto, Kele, dan Moni juga terasa klise, meski ada dinamika yang menyegarkan saat mereka bekerja sama dengan Kakamora, si bajak laut kelapa yang ada di film pertama.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Moana 2 adalah film yang menghibur dan dirancang untuk menjadi hit liburan. Namun, dibandingkan film pertama, sekuel ini lebih seperti produk mainstream yang mengandalkan formula ala kadarnya.
Meski begitu, pesan “ikuti mimpimu” tetap relevan, terutama untuk generasi muda. Andaikan masih ada sekuel ketiga, semoga saja bisa memperbaiki segala catatan di film keduanya ini.