Genmuda – Kemajuan jaman engga cuma mendorong perkembangan teknologi, tapi juga pola pikir manusia. Buktinya di Tiongkok ada sebuah sekolah yang mengizinkan siswa buat pinjam nilai supaya bisa lulus ujian. Serius lo? Iya, serius banget, Kawan Muda.
Sebuah sekolah di daerah Nanjing, Tiongkok, punya sistem ‘Bank Nilai’, dimana para siswa bisa meminjam nilai supaya mereka bisa lulus. Cara unik tersebut dianggap mampu mengurangi tekanan para siswa saat ujian di Tiongkok, –yang dianggap terlalu kaku.
Gimana caranya?
Kawan Muda pasti bingung kan gimana cara kerja sistem ‘bank nilai’ tersebut? Jadi, sistem kerjanya sama persis seperti kamu melakukan pinjaman di bank. Para siswa diperbolekan meminjam nilai dalam ujian mata pelajaran yang mendapatkan nilai jelek.
Selanjutnya nilai yang dipinjam itu harus dibayar tepat waktu. Kalo engga, nilai tersebut justru bakalan berbunga. Dengan demikian, siswa yang meminjam nilai dituntut mendapatkan nilai lebih baik di ujian selanjutnya.
Ibarat fungsi bank sebenernya, para guru akan menerima pembayaran pinjaman nilai tersebut dengan dua cara lain, yaitu melalui tes laboratorium (materi IPA) atau tes pidato di tempat umum (materi IPS). Sejumlah murid yang engga mampu melunasi pinjamannya pun bakalan mendapatkan sanksi sosial yaitu di-blacklist oleh pihak guru.
Efektifnya engga?
Mei Hong, guru fisika di SMA tersebut bilang kalo ‘bank nilai’ dirancang untuk memberikan siswa kesempatan kedua saat ujian. “Nilai 59 dan 60 sebenernya engga jauh berbeda,” ungkap Mei ke Yangtze Evening Post.
“[Tapi karena yang diambil adalah nilai 59, siswa tetap dinyatakan tidak lulus], perbedaan (satu poin) ini bisa menjadi tekanan bagi siswa.” tambah doi. Sehingga daripada siswa engga lulus , mereka diperbolehkan meminjam nilai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Ya, mirip-mirip ujian remedial deh kalo di Indonesia.
Meski sistem ‘Bank Nilai’ baru mulai diterapkan pada bulan November 2016 untuk kelas X Akselerasi di sekolah tersebut, namun cara ini dinilai sangat efektif bagi para siswa. Dari 49 siswa di kelas akselerasi, 13 di antaranya telah melakukan pinjaman nilai.
“Ujian kelulusan seharusnya dapat meningkatkan proses belajar, bukan dijadikan alat yang menyulitkan bagi para siswa.” ungkap kepala sekolah, Kan Huang saat ditanyai alasan menggunakan sistem tersebut.
Tetap ada sisi negatifnya
TAPIIIII, namanya aturan baru pasti engga lepas dari pro-kontra. Salah satunya datang dari pakar pendidikan, Xiong Bingqi yang berpendapat bahwa tekanan harus dibutuhkan oleh para siswa, sehingga mereka bisa mengerjakan tes berikutnya secara lebih baik. Doi juga bilang kalo sistem tersebut cuma akan membuat para siswa menjadi lebih malas atas mata pelajaran yang mendapatkan nilai jelek.
Well, kalo komentar kamu sendiri gimana? Kira-kira sekolah di Indonesia perlu engga ya mengadaptasi sistem bank nilai ini? Jangan lupa tulis komentar kamu di bawah dong, biar makin rame, terus penulis godain. He-he.
Sumber: Oddity Central