Genmuda – Aksi polisi menilang pengendara motor yang nekat naik Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta beberapa hari terakhir sebenernya keren banget. Namun sayang, kerja keras itu langsung dipandang sia-sia begitu satu pengendara Kawasaki Ninja 250 FI warna putih motif merah lolos gitu aja.
Petugas sama sekali gak menilang meski motor itu udah menurunkan kecepatan kendaraan. Gak kayak pengendara lain yang dicegat bahkan saat melaju relatif cepat. Kalo perhatiin video ini (liat menit 10.38), pengendara Kawasaki Ninja itu sempat kasih ‘kelap-kelipin’ lampu jauh sebelum dilolosin polisi.
Kejadian tersebut tentu aja bikin netizen berubah jadi “netijen.” Komentar pedas bermunculan di unggahannya Kompas.com itu. Sebagian netijen menduga kalo kelap-kelip lampu yang bikin kelilipan itu merupakan kode untuk meloloskan diri dari kepungan tilang. Kodenya cuma diketahui orang-orang tertentu aja.
Bener atau enggaknya, gak ada orang yang tau kecuali pencipta kode itu (kalo emang ada yang namanya kode anti-tilang). Akan tetapi, ‘kelap-kelip’ lampu dim bukan satu-satunya kode-kodean yang dipakai pelanggar lalu lintas supaya lolos dari tilang. Di bawah ini beberapa contohnya.
1. Nunjukin atribut kesatuan
Ketika diberhentiin polisi, pelanggar yang pengen lolos dengan modus “anggota kesatuan” bisa langsung nunjukin atribut khasnya. Ada yang buka jaket terus nunjukin seragam entah itu militer atau polisi. Bisa juga ngeluarin lencana atau kartu keanggotaannya. Yang pasti sih gak dengan teriak “LU GAK TAU SIAPA GUE??” kayak preman di film-film silat jaman dulu. Kalo sampai teriak gitu, gak sekalian aja panggil burung elang raksasa biar jadi iklan Indoeskrim?
2. Bilang keluarga salah satu pejabat
Pernah nonton reality show polisi di salah satu stasiun televisi masa kini swasta kan? Di acara itu, sering banget muncul emak-emak pelanggar lalu lintas yang berusaha sekuat tenaga menolak ditilang karena mangaku kerabat pejabat tinggi, entah itu militer, kepolisian, atau pemerintahan.
Orang-orang macam itu tipikalnya keras kepala, ngelawan, dan menolak perintah polisi untuk turun dari kendaraan. Sebagai gantinya, mereka malah nelepon si kerabat yang diaku-akuin itu untuk buktiin bahwa statusnya benar merupakan sodara. Bukannya tetangga yang biasa nyolong buah.
3. Ngaku-ngaku anggota perkumpulan istri kesatuan
Sorry banget. Bukannya mau jadi anak durhaka atau gimana, ya. Tapi, trik ini beneran dilakuin kalangan emak-emak. Mereka manfaatin jabatan suaminya di kepolisian atau kemiliteran supaya gak ditilang.
Seperti orang yang ngaku-ngaku kerabat dekat anggota kesatuan, emak-emak yang katanya anggota Bhayangkari ini bakal nelepon suaminya. Lalu, telepon yang telah tersambung itu dikasih ke polisi yang menilang. Tibalah masa sang suami kebingungan antara membela istri atau dikunciin di luar rumah saat pulang nanti karena biarin istrinya ditilang demi tegaknya hukum.
4. Sepik-sepik wartawan
Rumornya, para wartawan merupakan golongan yang relatif lebih kebal tilang daripada bukan-wartawan. Makanya kan kartu anggota pers disebut juga “kartu sakti.” Bahkan pekerja media yang bukan wartawan, –katakanlah kerja di bagian percetakan, pun ngaku-ngaku wartawan supaya bebas tilang. Tapi kalo udah salah ya terima aja bosque.
5. Megang Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) negeri
Saat berkendara tanpa SIM dan STNK beberapa tahun lalu, penulis artikel ini pernah diberhentiin polisi. Doi kemudian berkelit butuh buru-buru naik motor ke rumah dosen untuk ngirim skripsi.
Dengan modal KTM warna kuning dari salah satu universitas negeri di Depok, Jawa Barat, penulis artikel ini cuma disuruh menelepon temennya yang punya SIM dan STNK motor tersebut. Setelah dinasihati polisi selama setengah jam, lolos begitu aja.
Sepengetahuan Genmuda.com, lima modus di atas gak selamanya berhasil. Ada juga kok polisi tegas atau malah bodoamat sama ‘sepak-sepik’ pengguna jalan (lagi-lagi, pengalaman pribadi. No hard feelings). Soalnya, polisi yang nakal kan bisa kena hukuman berat juga.
Menurut Kawan Muda, modus apa lagi sih yang biasa dipakai pelanggar lalu lintas supaya lolos dari tilang? Share pendapat kamu di bawah ini, ya. (sds)