Genmuda – Keberadaan alien di alam semesta emang belum pasti, tapi para peneliti antariksa udah kirimin beberapa pesan kepada alien. Pesan itu sifatnya lebih mirip surat botol yang dilempar ke laut daripada surat beralamat.
Soalnya, Lembaga Search for Extra Terrestrial Intelligence (SETI) dan Messaging Extraterrestrial Intelligence (METI) yang melakukan itu sejak 1960-an belum nemuin letak pasti aliennya. Pesan via sinyal satelit itu pun ngawang-ngawang di antariksa, berharap ‘dipungut’ alien, dibaca, terus dikirim balik.
Seperti dikutip Vice.com, 20 November lalu, Douglas Vakoch selaku Presiden METI bilang kalo, “Pesan-pesan itu dikirim dengan bahasa berbeda, mengingat manusia sama sekali tidak mengetahui satu hal pun tentang alien.”
FYI, engga cuma mereka yang pengen chatingan sama alien, gaes. Di bawah ini kamu bisa liat berbagai upaya yang udah dilakuin manusia buat menghubungi alien. Yang jelas bukan bahasa manusia bumi.
1. Von Littrow’s Field
Ide serupa ternyata udah terpikir astronomer Austria sejak abad 19, loh. Joseph Johann von Littrow pada saat itu mengusulkan, bikin parit di Gurun Sahara. Paritnya dibuat hingga membentuk pesan yang pengen dikirim. Setelah diisi minyak tanah, parit itu dibakar.
Harapannya, kilauan api itu bisa diliat alien. Tentu saja ide von Littrow engga kesampean, mengingat cahaya api bakalan redup, kalah dari sinar matahari. Meski gagal dilaksanain, ide itu terus berevolusi.
2. Lincos
Baru pada 1960 muncul ide lebih brilian. Di zaman yang udah ada komunikasi elektronik itu, pakar matematika Jerman, Hans Freudenthal bikin proposal Lincos. Kependekan dari Lingua Cosmica, yang arti kasarnya adalah ‘bahasa alam semesta.’
Sayangnya, proposal Lincos berisi rumus-rumus matematika doang. Mending kalo rumusnya beriri angka dan huruf macam aljabar. Ini isinya cuma simbol doang. Bener-bener ngebosenin. Ketika itu, Freudenthal berharap bikin bahasa yang sama sekali engga pakai unsur bahasa di bumi. Dasarnya dengan logika dan matematika terapan yang menurut dia berlaku di seluruh alam semesta.
3. Pesan Arecibo
Astronom pun punya ide lain. Mereka kemudian bertekad mengirim gambar ke luar angkasa. Maka, dibuatlah Pesan Arecibo, berisi gambar format 8 bit tentang manusia dan bumi. Gambar 8 bit tuh jauh lebih kotak-kotak daripada game Mario Bros.
Gambar itu tapi berisi banyak informasi mendasar soal kadar udara di bumi, DNA manusia, bentuk manusia, dan letak bumi. Pesan gambar itu dikirim oleh SETI via sinyal radio dari pemancar Arecibo di Puerto Rico, 16 November 1974.
4. RuBisCo Stars message
Pemancar radio Arecibo dipakai lagi, 7 November 2009. Kali itu, seorang peneliti biologi kampus MIT dan Laboratorium George Church Harvard Medical School yang punya ide. Namanya, Joe Davis.
Doi mengirimkan susunan DNA protein RuBisCo dari tanaman bumi yang bisa berfotosintesis. Katanya, protein itu adalah inti kehidupan di bumi. Protein itu bisa jelasin kalo matahari adalah penyangga kehidupan, manfaat oksigen, dan susunan kimia di bumi bisa berubah.
5. CosmicOS
Bahasa Lincos pun menginspirasi Paul Fitzpatrick, dosen Ilmu Komputer kampus MIT Amerika. Pada blog dosen di situs MIT, dia pun merancang CosmicOS. Bahasa Lincos kemudian diterjemahin jadi bahasa IT yang bisa dijalankan di komputer. Dengan kata lain, doi membuat program.
Harapannya, komputer alien bisa menjalankan program itu dan membaca pesan manusia. Asumsinya, komputer yang bisa menangkap sinyal CosmicOS pastilah punya format mirip dengan komputer di bumi, jadi programnya pasti bisa jalan.
Lima upaya itu melulu soal manusia ngasih tau informasi seputar bumi ke alien. Hingga kini, belum ada kabar alien udah balas pesannya. Tapi, belum tentu mereka engga terima. Jangan-jangan, alien udah terima pesannya dan sengaja engga bales. Who knows? (sds)