Genmuda – Manusia pada dasarnya selalu punya kekuatan buat menyelesaikan persoalan. Bahkan solusi buat kondisi psikologis yang sangat sulit disembuhkan pun bisa ditemukan ketika orang berdamai dengan diri sendiri dan menerima kenyataan.
Lebih kurang, itu pesan kongkrit yang keliatan di film ‘Wonderful Life’ garapan Sutradara Agus Makkie. Film yang dijadwalin rilis 13 Oktober ini nyeritain kehidupan Amalia (Atiqah Hasiholan) dengan Aqil (Sinyo), –anak usia 8 tahun yang kena disleksia juga autisme ringan.
Konflik dalam filmnya langsung terasa dari awal, waktu Amalia cekcok sama orangtuanya karena mengajak Aqil keliling daerah pedalaman mencari solusi yang bisa menyembuhkan kondisi anaknya.
Kehidupan keluarga kecil itu makin kompleks karena Aqil ngabisin waktunya buat menggambar, bahkan waktu lagi belajar di sekolah. Di satu sisi, ibu dan kakeknya ngotot supaya Aqil dapet nilai mentereng selain ngegambar.
Engga cengeng
Biarpun nyeritain kisah yang kedengerannya miris, film ini justru dibuat engga cengeng. Malahan ada komedinya yang pas banget di tempatin di adegan-adegan tertentu. Misalnya aja waktu adegan di perahu dan di sebuah perguruan silat.
Keliatan banget Agus Makkie, Produser Handoko Hendroyono, Rio Dewanto, dan Angga Dwimas Sasongko engga pengen bikin film cengeng. Uniknya, adegan-adegan drama di film malah keliatan nyata dan ‘ngena’ banget.
Persoalan yang dimuculin di film tuh based on true event dan kondisi keluarga pada umumnya di Indonesia. Meski begitu, adegan dramanya cuma jadi ‘bumbu penyedap’ di film. Karena ‘Wonderful Life’ fokus pada petualangan Amalia dan Aqil keliling desa pedalaman di Pulau Jawa. Selama perjalanan itu, Amalia masih engga bisa menerima kondisi Aqil. Doi terus berusaha mencari ‘orang pinter’ dan tabib buat nyembuhin psikologis Aqil.
Ceritanya nonjok banget
Singkat cerita, Amalia perlu menghadapi kondisi yang membahayakan jiwanya dan Aqil selama perjalan. Mulai beragam pendapat nyinyir soal kondisi Aqil dari warga lokal yang bikin batin Amalia ‘ketampar’. Namun semua usahanya gagal dan menuntut Amalia berdamai dengan dirinya sendiri dan menerima kondisi Aqil demi menemukan kebahagiaan dari disleksia dan autisme ringan.
Sentuhan artistik sutradara Agus Makkie berhasil nyeritain plotnya alur maju-mundur dengan mulus. Latar belakang tiap tokoh turut digambarkan dengan jelas dan engga bertele-tele. Jadinya, kamu cuma perlu terus fokus nonton filmnya. Kalo sampe kelewatan sedikit aja, mungkin kamu bisa kesulitan merangkai alur ceritanya mengingat transisi dari flashback ke alur sebenarnya tuh mantap dan halus banget. Top.
Eniwei, musik akustik yang dipilih sebagai latar dalam beberapa adegan turut menjadi ‘roh’ dalam penyampain film dan emosi setiap tokoh. Overall, ‘Wonderful Life’ nawarin nuansa baru film keluarga buat penonton di Indonesia. Genmuda.com sih engga ragu buat ngasih skor bintang 4 buat film ini. Bravo!
(sds)